
BANDUNG, akwnulis.com. Bergerak ke area atas Kota Bandung tepatnya di daerah Ciumbuleuit, kembali menjadi coffee hunter. “Gaya pisan nya?”…. Tapi itulah salah satu makna menjalani hidup, kerjakan rutinitas, jalani kehidupan apa adanya tapi jangan lupa jikalau kesempatan itu datang maka mampirlah ke tempat kopi… maksutnya kedai, cafe, resto atau angkringan sekalipun… yang penting ada kopinya.
“Trus yang nggak suka kopi gimana?”
“Ya nggak maksa, ini khan pilihan hobby. Moo ikutan ya monggo. Kalaupun nggak… ya sudah…”
Nah tulisan kali ini tentang… kopii lagiii, “Jangan bosen guys”
Kopi yang dinikmati sekarang adalah kopi Ethiopia flower valley, dengan Baristanya anak muda bernama Nicolas, gitu tadi pas kenalan.
Dengan metode seduh manual V60 maka sang barista beraksi. Panas air 87° celcius dan komposisi 1 : 15 maka berproseslah pembuatan kopi yang mengklaim diri membawa aroma bunga dan tentu dengan rasa khas yang membuat penasaran calon penikmat rasa.

Tahapan pembuatan manual terus berproses, hingga akhirnya prinsip ekstraksi terus terjadi dan amenghasilkan cairan coklat kehitam terangan yang harum melegakan… kemoon ngopaaay.
“Eh ngomong-ngomong, ini dimana tempatnya?”
“Jiaa hahahaha, lupa nggak cerita, ini di cafe ‘Kopi hitam’ jalan Ciumbuleuit, diatas kampus UNPAR”
“Ada gitu Cafe “Kopi hitam” disitu?, perasaan nggak ada ah!!” Kawanku menyela sambil dahi berkerut seakan tidak suka dengan jawabanku yang dianggap seenaknya. Padahal memang dia tau banget, daerah sini karena rumahnya di area Hegarmanah.
“Nih… kopi hitam itu dalam bahasa jepang disebut ‘KURO KOFFEE’…
“Ah tipu kaaaau, kalau cafe itu aku tahu, dasar Kaaau!!!!”
Yups, Kuro Koffee adalah cafe yang cozy, tempatnya cocok buat kongkow dan belajar, atau bahas project bersama kawan-kawan. Tempatnya luas dan miliki pilihan tempat duduk tergantung kebutuhan. Ada meja besar yang bisa dipake bareng-bareng. Juga meja kecil di lantai 2 yang no skoning eh no smoking area.
Trus di area halaman belakang ternyata luas dengan hamparan rumput hijau dan beberapa pohon besar dilengkapi beberapa kursi dan meja batu yang fungsional, asyik juga.
Klo bicara akses masuk, maka ke cafe ini tidak terlihat sama sekali aktifitas di dalam. Tetapi setelah masuk… woaaah ternyata banyak oraang dan beragam aktifitas.
***
“Silahkan om Coffee ethiopianya!” Sebuah sapaan yang sudah dari tadi di nanti.
Disajikan dengan botol saji warna bening dan gelas khas, gelas bening yang simpel.

Segera dituangkan ke gelas dan… Srupuuut!!!
Wuiiih wangi floralnya bener-bener kerasa…. segerr.
Bodynya medium dan aciditynya juga menengah, after tastenya masih bisa tertinggal disudut bibir sebelum hilang melarut dalam cairan lambung. Yang pasti aroma floralnya yang bikin seger dan adem serta disitu uniknya.
Over all, rasanya nikmat dan bisa bikin sedikit relaksasi dari tekanan kehidupan yang mendera… ih apa seeh.
Gitu dech, cerita singkat ngopay di salah satu cafe di Ciumbuleuit Bandung, selamat jam seginiih. Wassalam (AKW).