
CIMAHI, akwnulis.com. Nulis tentang kopi memang membuat inspirasi tidak pernah berhenti. Meskipun bukan kopi dalam arti sebuah sajian kopi, tetapi tetap unsur kopinya menjadi bagian utama dalam drama kehidupan ini.
Minggu lalu, perjalanan raga ini beredar di wilayah Ciayumajakuning.. eh minus indramayu tapi ditambah sumedang. Berarti ke wilayah Cirkunsum… ah kamu mah bikin singkatan seenaknya banget.
“Lha… knapa ada yang sewot?”
Sebuah singkatan bertujuan mempermudah mengucapkan serta membuat menempel di memori lebih lekat. Meskipun terkesan lebay. Contohnya : GoimJekisam (Goreng Ikan Mas Jeruk Sunkist sambel)… itu khan seena’e dhewe… tapi khan jadi unik. Bener nggak?
Lupakan dulu singkatan-singkatan, sekarang kita bahas perjalanan ke wilayah Cirkunsum.
Pertama, Kopi Tahu (Tofu coffee)
Nah apa itu?… nggak usah pake mikir, ini hanya sajian kopi hitam tanpa gula ditemani tahu sumedang sepiring lengkap dengan cabe rawit (cengek) yang digoreng sebentar. Rasanya nikmat, sruput kopi, am tahu sumedang yang masih hangat dan empuk… nikmaat.
“Mana lontongnya?….” Demi alasan pencitraan, maka lontongnya tidak tersaji pada gambar hehehehehe. Sajian ini hadir di daerah Ujungjaya Kabupaten Sumedang.

Kedua, Kopi Buah (fruit coffee)
Kalau ini tersaji di daerah Beber Kabupaten Cirebon. Kopinya tetap kopi hitam tanpa gula, yaa kopi kapal api juga nggak apa-apa. Lagian sebagai tamu nggak sopan dong kalau minta pribumi nyiapin kopinya manual brew dengan metode V60 dan beannya arabica wine.
Nggak lucu atuh.
Maka cara terbaik adalah nikmati dan syukuri, terus buat kombinasi, photo dan jangan lupa bikin singkatan. Ini namanya Kopi Burusak (ramBUtan jeRuk SAlaK)…. kerasa khan maksanya?…. tapi jikalau ada komplen, saya terima. Tinggal edit dikit dan berubah, khan ini blog pribadi… lagian daripada share berita hoax mendingan bikun tulisan di blog pribadi dan… share. Bener nggak?

Ketiga adalah Kopi Luwak lieuk (coffee alone).
Apa itu?…
Kopi ini tersaji di Wilayah Kuningan. Kopi luwak sachet… di klaimnya kopi luwak asli. Ya gpp… sruput aja. Urusan kualitas rasa.. ya pasti beda dengan hasil metode manual brew yang bersih tanpa ampas. Nah untuk namanya ‘Luwak lieuk‘ itu merujuk ke bahasa sunda ‘Luak lieuk’ atau culang cileung… eh masih sundanesse… artinya nengok kanan kiri dan ke segala arah karena merasa sendirian.
Naah… kopi luwak ini merasa sendirian karena tidak ditemani sajian lainnya hehehehehe.
Begitulah muhibah kopi ke 3 kabupaten di Jawa barat ini.
“Jadi kamu jalan-jalan itu cuman buat nulis kopi?”
Jawabannya jelas : BUKAN. Saya beredar dan berjalan-jalan ini karena tugas pekerjaan yang harus dikerjakan seiring peralihan tugas yang baru. Nah tulisan kopi ini sebagai bumbu penyemangat bahwa ada sisi lain perjalanan dinas yang bisa di eksplorasi.
Jalani, rasakan, tulis, dan nikmati…. secara keseluruhan.. jangan lupa Menikmati.
Dont forget, my blog principle is Simple Story With Simple Language (SSWSL). Wassalam (AKW).
Kopi selalu diselipi n sumber inspirasi menulis tiada henti sampai di akhir nanti
LikeLike
Harus itu.. biarkan kopi menjadi trigger semangat dalam jalani hari.
LikeLike
kopi adalah bahasa komunikasi jaman kiwari…. ” Tanpa intrik dan politik ” . Just simply ” good conversation” for the community
LikeLike
Agree sir…
LikeLike
Ngopay _ NihhhmaatT ✔️
LikeLike
Rotasi
Ngalih ka Mana ?
[ Suksess ] 👍
LikeLike
Ayeuna mah janten Ekonom kang, di bag BuMd
LikeLike
Nuhuuun kang…
LikeLike