
BANDUNG, akwnulis.com, Di saat pilihan tersaji, tidak usah bingung mikir dan nanya sana-sini. Cara terbaik adalah melakukan pilihan segera.
“Lho hati-hati mas, pilihanmu itu akan menentukan nasib bangsa 5 tahun ke depan”
Aku terdiam, sedikit bimbang. Tapi ya… itu tadi, pilihan harus segera diputuskan karena waktu istirahat kantor akan segera berakhir.
“Emangnya kamu moo milih apa mas?” pertanyaan melunak dari kawan yang terkena demam pilpres 2019
“Ini… milih kopi.”
“Sialan kamuuu!!!!”
Tawa berderai, karena kesalahfahaman. Tetapi beda pemahaman itu wajar, selama kita berdiskusi dan berbagi informasi tanpa dilandasi iri dengki. Bicara pilpres tidak usah dilebih-lebihkan, nanti saja hadir di tanggal 17 April 2019 dan gunakan hak pilih masing-masing, titik.
***
“Saya coba kopi Gayo-nya Kang”
“Oke Kakak…. pake metode apa?”
“V60 saja”
“Siapp”
Langsung Sang barista beraksi, mempersiapkan peralatan perang dengan keyakinan diri. Komposisi 15:15 menjadi patokan, panas air 90° tentu diutamakan. Biji di giling 15 gram dan tidak lupa kertas filter dibasahi dulu demi ritual keamanan dan keabsahan prosesi.
Setelah biji hasil penggilingan berada di atas kertas filter maka proses blooming dimulai, aroma harum menyeruak, menyapa cuping hidung yang tak sabar untuk menghirup segarnya rasa.
Proses penyeduhan berlangsung dalam suasana akrab. Tidak lupa, Vidi sang barista Colony Coffee diabadikan dalam pose seriusnya. Prosesi manual brew V60 yang mengekstraksi biji kopi arabica Gayo.
***
Dilihat dari bungkusnya, ini kopi Arabica Natural yang ditanam di ketinggian 1.300mdpl berlokasi di Pondok Baru Kabupaten Bener Meriah Aceh.

Kata Vidi sang Barista, ini kopi Gayo Sarawaloh, varietas kopi the best yang mendunia…
Wah menyenangkan, penasaran dengan nama ‘sarawaloh‘, langsung nanya mang gugle… tapi tulisan yang ada di jagad maya sangat terbatas tentang istilah ini, lebih banyak merujuk kepada nama kopi yang dijual via e-commerce dengan berbagai keunggulan rasa serta kehebatan lainnya.
Sudahlah… itu mah nanti searching lagi. Sekarang saatnya menikmati.
“Mau di gelas atau di shoot Kang?”
Pertanyaan mendadak yang bikin sedikit tergagap. “Pake botol server donk, supaya suhunya tetap terjaga”
“Oke”
Segera dituangkan sajian kopi ke botol server dan sekaligus diberi gelas untuk meneguknya sekaligus berfungsi untuk menjadi tutup botol server.
Srupuutt……
Aroma oke, dengan body lite nggak bakal bikin kaget bagi yang baru pertama kali minum kopi tanpa gula, nah giliran acidity yang medium dengan taste buah-buahan khususnya mendekati ke arah rasa jeruk, seger pokokna mah.
Alhamdulillah, dari sisi harga 30ribu/sajian udah termasuk pajak pelayanan. Nama cafenya Colony cafe terletak di Jalan Sumatera Bandung sebrang SMPN 2 Bdg. Itu sebenernya gabungan dengan rumah makan sehingga bisa menjadi pilihan kongkow keluarga atau urusan kerjaan, tentu jangan lupa dinikmati sajian kopinya. Haturnuhun (AKW).