Kopi Reuni Diklat

Reuni pasca diklat ditemani kopi java wine.

Photo : Bean Puntang wine eh salah nulis Pangalengan wine / dokpri

BOGOR, akwnulis.com, Sebuah sentuhan rasa ditambah dengan bumbu cerita akan memberikan nuansa berbeda dibandingkan dengan penyajian apa adanya. Begitupun sebuah pertemanan.

Perkenalan di saat melaksanakan tugas diklat dan bersama-sama selama 4 bulan. Berinteraksi saling berbagi dan melengkapi. Menjadi catatan penting sehingga langsung bisa klop adalah….. tujuan awal dari keinginan mengikuti diklat ini begitu sederhana, yaitu : “Udah lama nggak ikutan diklat nich.”

Gitu aja.

Tidak terlalu banyak berfikir bahwa dengan ikutan diklat ini akan lebih mulus untuk naik tingkat jabatan atau minimal lebih diperhatikan oleh bos-bos. Itu mah efek lanjutan, efek yang utama adalah upgrade wawasan pengetahuan, menambah jaringan pertemanan plus yang terpenting adalah sesaat bisa menghela nafas ditengah hiruk pikuk rutinitas kerja dalam suasana suksesi kepemimpinan yang begitu membahana.

Pola diklat saat ini dengan sistem on-off ada plus minusnya, tetapi bukan untuk dibahas detail disini. Satu saja dari sisi hikmah, pola diklat on-off akan sangat menantang bagi peserta diklat adalah dikala off-class. Secara status adalah kembali bekerja sesuai amanah jabatan yang sedang diemban disisi lain tugas diklat dari kampuspun bejibun. Disini ilmu manajemen tata waktu dan penghindaran berpadu menghasilkan kematangan strategi berperilaku bekerja sekaligus sebagai siswa. Menantang bangeet tuh.

Kembali ke urusan pertemanan, sekarang mengkristal menjadi persaudaraan, serasa senasib sepenanggungan.

Itulah hasil diklat yang hakiki. Sehingga hubungan lebih lanjut menjadi teu asa-asa/nggak canggung lagi. Baik membahas urusan dinas, pribadi ataupun terkait tindak lanjut diklat lalu yang pada prinsipnya tidak pernah berakhir…

***

Hari ini kesempatan berjumpa itu tiba, tentunya berbalut acara kedinasan yang disetting sesuai tugas dan kewenangan ahaay.

Urusan kerjaannya nggak usah dibahas disini yaa… sekarang mah urusan pertemanan yang disinergikan dengan prosesi nyeduh kopi bareng.

Diriku cuman bawa sebungkus bean puntang wine dan peralatan manual brewnya sudah tersedia oleh tuan rumah…. ternyata… bedaaa…

Tapi gpp…. nggak ada rotan ya akarpun jadi.

Grinder manual beraksi, menghancurkan bean arabica puntang wine menjadi serpihan kecil yang siap diekstraksikan.

Sambil berbincang akrab bersama om Ajay dan Om Bams maka prosesi penyeduhan berlangsung.

Sett…. currr…

***

Pas dicobain, srupuut… “kok biasa aja ya?”

Agak terdiam, “Kenapa ya?”….”Musti belajar lagi nich urusan kopi.”

“Mau tau nggak kenapa nggak sesuai harapan, padahal puntang wine gitu lho?”

Pulang reuni ini menembus kemacetan di tol sambil agak murung memikirkan bean kopi yang dibawa ternyata rasanya tak seberapa. Sambil googling di mobil, goyang-goyang, lama-lama pusing.

Telepon rekan yang pencinta kopi, siapa tau dia paham.

Ternyata….

Kopi hasil roasting itu ada masa jeda dulu, jangan langsung digrinder dan diseduh…. minimal diamkan 2-3 minggu sehingga beannya siap dieksekusi.

Ohh…. kupeer. Pantesan setelah digrinder manual susah payah.. trus diseduh.. kok biasa aja. Padahal puntang wine. Inilah akibat kurang pengetahuan.

Ya sudah.. disimpen dulu ah. Wassalam (AKW).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: