Senja meredup ditelikung keharuan, tetes air hujan membasahi bumi meski perlahan tapi pasti.
Saatnya ‘ninyuh kopi’…
Kopi Bali Kintamani, oleh-oleh Pak Ketut Adhi segera dieksekusi.
Agar rasanya bisa stabil dan original maka manual brew V60 menjadi pilihan diri.
Hasilnya segelas kopi panas harum mewangi memenuhi ruangan di senja ini. Body strong dan low acidity memberi spirit kesegaran yang hakiki. Tastenya pahit pisan kuy.
Tapi itulah indahnya kopi, kepahitan bukan untuk diratapi tetapi kepahitan adalah bagian dari kenikmatan. Wassalam (AKW).
Pantun ‘terpaksa’ demi menyesuaikan budaya bahasa di Tanah Lancang Kuning penuh asa.
Pekanbaru, akwnulis.com. Di tanah Lancang Kuning hampir setiap momen selalu bersua pantun, deretan kata berima sejukkan rasa. Mulai dari pesawat Citilink, sebelum makan siang, hingga pelaksanaan rapat kunjungan kedinasan, semuanya berpantun dulu.
Maka sebuah tantangan berbuah tulisan, pantun sederhana yang terbit dengan tergesa. Semoga masih bisa menambah catatan dalam perjalanan dunia, cekidot :
Timun merambat berbenang labu Beralih rupa menjadi nasi
Selamat siang bapak dan ibu
Salam jumpa dalam kunker Silaturahmi
Ikan baung membawa surat Naik ke darat dicampur tomat
Kami datang dari Bandung Jawa Barat
Mengirim hormat salam sahabat
Bolu kemojo enak rasanya Di pasar bawah lengkap semuanya
Terima kasih atas penerimaannya
Kami tunggu kunjungan balasannya
Kue talam dibungkus lagi Ikan salai berbumbu cinta
Sekali lagi terima kasih
Atas keramahan dan kehangatannya
Kain batik bermotif bunga Digelar di Taj Mahalnya indonesia
Kami pamit dengan bahagia
Ditunggu yaa kunjungan balasannya (AKW).
Jangan terjebak dengan judul ya. Photo yang ditampilkan ini bukan bermaksud menjebak pandangan atau mengarahkan opini tentang kopi harimau. Tetapi sebuah kebetulan dimana dipertemukan antara proses penyeduhan kopi versi kopi dingin dengan sang boneka harimau belenuk yang mendapatkannya cukup menyita waktu disaat bertugas di Pulau Bali.
Cold brew, itu metode penyeduhannya. Kopi yang diseduh dingin adalah pemberian Bu Een Kota Sukabumi, “Hatur nuhun Bu”
Metode seduh dingin sangat sederhana. Yang pasti siapin dulu alat dan tempatnya. Trus kelengkapan terpenting itu tadi kopinya sudah ready Kopi Liong, ini kopi blend khas bogor, robusta dan arabika. Elemen penting lainnya air dingin matang dan gelas ukur.
Caranya, baca basmallah dulu. Lalu timbang bubuk kopinya. Karena ini pake perbandingan 1 : 10, maka ditimbanglah 100 gram lalu masukinn perlahan kedalam tempat seperti tabung saringan yang terletak di tengah bejana. Lalu ukur air dingin sebanyak 1 liter, dikucurin perlahan… eh bahasa sunda. Dituangkan airnya perlahan menimpa bubuk kopi hingga tuntas 1 liter itu berpindah tempat. Jangan khawatir, bejana kaca merk Hario itu kapasitasnya 1,5 liter.
Sesudah selesai, tutup bejana atasnya. Simpan di kulkas minimal 8 jam.
“Gitu aja?” “Nggak bisa dinikmati langsung?”
“Maafkan kawan, metode cold brew memang bukan untuk dinikmati langsung, tapi butuh kesabaran”
“Ahh kirain langsung, ya udah moo nyeduh pake V60 aja!!”
“Silahkan”
***
Boneka harimaupun tersenyum sambil memperlihatkan pose terbaiknya disamping bejana cold brew berisi Kopi Liong yang berekstraksi perlahan menuju kenikmatan rasa di esok hari. Wassalam (AKW).
Pagi yang cerah membawa semangat kebersamaan untuk segera menuntaskan laporan tentang pelaksanaan Diklat yang memasuki putaran akhir ini.
Yang bikin mood booster di pagi hari ini adalah sebuah sajian ciamik dari salah satu kopi terbaik di tanah priangan, yaitu kopi arabica single origin Gununghalu dari CoffeeRush.
Terus terang aja, memang belum pernah ke tempat atau lokasi kebun kopi Gununghalu ini, tetapi karena sama dengan nama daerah yang tertera di Akta Kelahiran 40 tahun silam, makin bangga jadi urang Gununghalu eh (ralat) kelahiran Gununghalu, salah satu nama kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
***
Nge-grinder dulu 30 gram dengan ukuran kasar, khan moo di manual brew. Harum alami kopi mulai menyapa panca indra inti, menebar aroma segar di ruangan kerja Om Fajar.
Metode seduhnya pake V60 dengan komposisi 1 : 15, panas air untuk nyeduhnya 86 derajat celcius. Caranya tetep protap, proses blumming dulu lalu diseduh berputar perlahan searah jarum jam… aromanya nikmatt pisan.
Hasilnya… Tralalalala… sebuah sajian eksotis dari biji kopi pilihan. Nuhun Bu Nova.
Srupuuut…
Segera rasa nikmat menjejak di ujung lidah, meresap ke bawah lidah dan bermain dulu dalam kumuran istimewa. Setelah tuntas baru ditelan perlahan, hangat rasa menghangatkan jiwa, menambah semangat untuk segera tuntaskan tugas yang ada.
Body-nya medium, Acidity medium high dan taste yang muncul ada sedikit dark chocholate dan selarik kesegaran tamarin, kalau aroma udah jelas harum menyegarkan.
Yuk ngopay ah.. srupuut.
***
“Tambah lagi kopinya Pak?” “Pasti dong!”
Segera berdiri dan menuju sudut ruangan yang disulap sekumplit cafe, baik persediaan kopi juga peralatan lengkap. Menyenangkan. Haturnuhun, Wassalam (AKW).
Nilai kehidupan hadir dari Boneka Harimau belenuk.
Photo Wajah macan tampak depan | lucu | dokpri.
“Ayah beli Boneka Harimau yaa..” Sebuah permohonan sederhana dari anak semata wayangku. “Siap, Ayah kerja ke luar kota dulu yaaa” “Oke Ayah, eh jangan lupa sama lolipop ya, dua” sambil kedua tangan terbuka semua, jarinya jadi sepuluh. “Iya sayangku, Assalamualaikum” “Waalaikumsalam”
Dialog singkat disaat akan kembali berdinas ke pulau dewata dalam rangka pendidikan dan pelatihan yang sedang dijalani dengan pola on-off ini menjadi sebuah kontrak pribadi yang miliki konsekuensi serta hak dan kewajiban. Permintaan sederhana dari seorang anak kecil yang ternyata memberi hikmah besar dalam memandang dan mencoba memahami nilai kehidupan.
***
Di sela-sela istirahat sore ataupun malam hari, video call menjadi keharusan. Kemajuan teknologi yang memutus jarak ratusan kilometer menjadi sebatas jengkal, bisa bercengkerama, bercanda sambil melihat wajah masing-masing di layar smartphone. Ah indahnya kemajuan jaman, meskipun ada beberapa rekan yang tidak suka video call sama istrinya, entah karena apa. Mereka lebih suka telepon suara saja. Ya gpp juga, silahkan itu mah urusan masing-masing.
Photo macan nyamping | belenuk | dokpri.
Setiap kontak baik video call ataupun telepon biasa, pertanyaan tentang oleh-oleh boneka harimau menjadi pertanyaan utama sehingga menjadi kewajiban untuk membelinya.
“Sayang anak… sayang anak…” jadi teringat ucapan pedagang asongan mainan anak di bis, dulu jaman masih muda.
***
Hari ketiga acara di Bali, akhirnya ada kesempatan untuk meluangkan waktu mencari boneka ‘cheetah ceetah bang bang’ sebelum bertolak ke bandara. Ternyata lokasi Bali Safari bertolak belakang dengan arah bandara. Ya sudah jajal aja. Ditemani sopir taksi kenalan yang baik hati dan sopan, kami meluncur ke Bali Safari demi membeli sejumput janji untuk anak penyejuk hati.
***
33 menit berlalu, tiba di gerbang depan Bali Marine & Safari. Masuk melewati pos penjagaan dan taksi mengantar hingga ke loket pembayaran. Disitulah bersemayam eh terdapat jualan souvenir binatang-binatang.
“Ada boneka harimau mbak?” “Ada pak, ada yang kecil 60 ribu, yang berbentuk topi 160 ribu dan ini agak besaran 135 ribu”
Boneka topi kayaknya nggak mungkin, trus yang ukuran kecil kayaknya terlalu kecil, nah berarti ini mungkin yang menjadi pilihan, boneka harimau lucu.
Tapi, sebelum memastikan membeli, agak tertegun karena wajahnya harimau lucu sementara badannya agak aneh, buntet eh bantet nggak jelas gitu. Badannya lebih mirip binatang hamster dech atau anak kelinci. Jadi klo dilihat dari samping memang tampilannya aneh tapi tetep lucu.
“Duh gimana ya?, udah beli ternyata anaknya nggak suka. Tapi beli aja ah, daripada jauh-jauh nggak dapet apa-apa”
Diskusi dalam hati karena kondisi boneka yang badannya nggak mirip harimau. Malah kepikiran beli juga yang ukuran mini, tapi ntar pemborosan, ya sudah lah. Belum lagi kalau diitung sama ongkos taksinya.
***
Ternyata, setelah mendarat dengan keras di runway Bandara Husein dan dijemput hingga tiba di rumah. Boneka harimau dan lolipop yang menjadi pertanyaan.
Perlahan tapi pasti boneka harimau buntet (belenuk, bhs sunda) diambil dari koper, daan….
Reaksi senangnya terpancar dari wajah anak semata wayangku. “Makasih Ayaah” dengan sumringah boneka harimaunya dipeluk-peluk, dibelai dan dipamerin sama nenek serta ibunya.
Anak tidak terganggu dengan tampilan badan yang belenuk (buntet) karena imajinasi mereka tentang harimau lebih melihat muka dan belangnya saja. Tidak perlu berfikir detail tentang bentuk hewan yang proporsional, semua itu cukup dan menyenangkan.
Tiba-tiba tersadar bahwa terkadang diri ini sering mengharapkan suatu barang atau seseorang itu sempurna untuk membantu kita sesuai harapan kita. Sehingga mudah dihinggapi rasa kecewa disaat kenyataan tidak sesuai harapan.
Padahal, semua barang dan juga seseorang pasti ada kekurangan atau kelemahan masing-masing. Sikap ikhlas menerima dari diri kita lah yang memberi warna sehingga rasa syukur akan muncul bahwa ini semua adalah takdir yang harus kita jalani dan syukuri.
Anak kecilku memberi contoh bagaimana menerima sebuah mainan yang bentuknya tidak proporsional meskipun harganya lumayan. Dengan gaya penerimaan yang senang, ikhlas serta apa adanya, menghilangkan rasa cape, melupakan berapa biaya taksi tambahan, berganti aura kebahagian yang menjadi bekal kehidupan.
“Hai Ayah, jangan bengong, ayo kita joget bersama bonekaku, Cheetah cheetah bang bang” Suara anakku membuyarkan lamunan ini. Segera berganti senyuman dan langsung melarut dengan permainannya.
Terima kasih atas pelajaran sederhana ini. Wassalam (AKW).
Sebuah cara berbeda berbelanja di Bali tanpa ribet.
Photo Lion Air bersiap terbang | dokpri.
Pulau dewata kembali dikunjungi untuk ke sekian kali, dalam rangka kegiatan pelatihan yang sedang diikuti.
Pesawat Lion Air yang membawa raga ini menempuh perjalanan 1 jam 45 menit dengan cuaca cerah sehingga tidak terasa ada guncangan yang berarti.
Mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai begitu nyaman karena runwaynya panjang dan terdapat beberapa runway untuk menampung trafik penerbangan yang semakin banyak dan padat.
Tuntas mengambil bagasi masing-masing segera beranjak keluar area terminal kedatangan, melintasi lorong menuju arah keluar.
Nah sebelum keluar lebih jauh, ada rumah makan sebelah kiri yang menyajikan menu makanan padang serta Soto yang rasanya enak dengan harga terjangkau, maksi dulu kitaaa…
***
Untuk transportasi ke hotel, ada beberapa pilihan. Yang standar banget ya tinggal ke konter taksi bandara, pesen dan naik taksi dengan argo, atau bisa juga dengan para penjaja kunci mobil yang menawari dengan baik hati, tapi belum pernah nyoba karena lebih memilih taksi atau pilihan yang lagi ngetrend seiring perubahan jaman adalah menggunakan transportasi online. Tinggal pesen via Grab dan Go-car.
Tapi ada pilihan lain lagi, klo udah punya nomor kontak pengemudi online atau taksi konvensional… lebih baik dikontak aja. Khan klo udah kenal pasti lebih nyaman. Masalah biaya bisa versi argo atau speak speak pertemanan aja.
***
Nggak pake lama, pas ditelepon sang sopir taksi kenalan. Eh kebetulan lagi di sekitar bandara. Jadi nungguin nggak pake lama, ya sekitar 10 menitan. Sudah datang dengan taksi abu-abu kesayangannya.
Senyuman khas Pak Ketut Arnawan menyambut kedatangan kami. Memberi kedamaian tersendiri karena sudah saling mengenal. Mobil taksinya senantiasa bersih dan harum serta musik yang diputar di dalam mobilpun serasa senantiasa cocok dengan suasana hati.
Meluncurrr…
***
“Maaf bapak, mau langsung ke hotel atau langsung belanja oleh-oleh bali?” Pertanyaan sopan yang membuat bingung kawan yang ikut dalam taksi ini.
“Kok baru datang, langsung beli oleh-oleh sih?”
Senyumku dikulum saja, “Iya Pak, langsung ke Khisna!!”
Photo Halaman Toko Krisna Tuban Bali | dokpri.
Taksi langsung bergerak keluar area bandara, lalu pada pertigaan pertama yang ditandai dengan patung dewa dengan menunggang kuda. Belok ke kiri dan 500 meter kemudian sudah belok kiri memasuki pelataran Toko Krisna yang menyajikan beraneka macam oleh-oleh khas bali.
Seakan sudah menjadi protap (prosedur tetap), Turun dari pesawat, keluar bandara, langsung ke Krisna beli oleh-oleh, langsung di packing dan kirim via pengantaran paket SICEPAT yang memang bekerjasama dengan Krisna.
Temanku terheran-heran dengan kelakuan ini, “Lho, khan kita belum sampe ke hotel. Udah belanja oleh-oleh. Aneh ih kamu!”
Senyuman manisku yang menjawab keheranan itu, “Ya terserah, moo belanja monggo, moo nggak juga gpp, jni khan hanya satu opsi”
Kami tertawa bersama.
Ternyata, kawanku langsung belanja. Bukan hanya makanan seperti kacang disko, pie, pia, kopi, gorengan usus hingga sabun herbal, sandal, tas, mukena dan kaos-kaos bertema bali. Kalap dia hehehehehe.
Tuntas membayar di Kasir, segera menuju keluar untuk di pak dengan kardus, biayanya Rp. 10Rb. Langsung geser meja sedikit untuk order pengiriman kilat via ‘SiCepat’, ternyata ada promo diskon 15% untuk biaya pengiriman. Alhamdulillah.
Selesai sudah, “Eh tapi mana kawan-kawanku?” Clingak clinguk dan mencoba menebar pandangan diantara ratusan orang yang sedang bersemangat belanja.
Ternyata eh ternyata… mereka sedang antri bayar di kasir dengan belanjaan bejibun, bujubuneeh… wakwaw.
Akhirnya dibantu diarahkan ke petugas pengepakan barang dan dilanjutkan dengan proses pengiriman paket kilat.. cusss.
***
“Iya lebih simpel, kita bisa fokus urusan kerjaan, nggak mikir oleh-oleh lagi” Kawanku berujar. Ditimpali rekan satu lagi, “Bener juga, praktis”
Aku mah senyum aja, ya protap ini dilakukan setelah berulangkali ke Bali dan direpotkan oleh 2 hal. Pertama pas belanjanya dan yang kedua membawa di bandaranya. Tapi mungkin ini berlaku untuk bapak-bapak saja, klo ibu-ibu kayaknya belum pas. Apalagi yang seneng hunting ke Pasar Sukowati atau tempat lainnya. Dipastikan bakal bawa oleh-oleh banyak di akhir kunjungan.
Taksi melaju menuju arah Sanur, tempat kita akan mengadakan kegiatan selama 3 hari ke depan, Wassalam (AKW).
BALI, akwnulis.com. Réngsé ngiluan upacara, dituluykeun gempungan jeung balad sakantor. Dunungan teu loba nyarita ngalér ngidul, tapi langsung kana inti pasualan. Nu haladir unggeuk-unggeukan bari kutrat kotrét dina buku catetan séwang-séwangan.
“Tah kitu bapak miwah ibu, intina tina gempungan ieu, urang kedah kompak ogé silih tulungan tur silih ajénan pikeun kamajuan organisasi urang!”
“Muhuuun gan!” Waleran saur manuk minuhan rohangan. Raray dunungan marahmay.
Sakumaha ilaharna, lalawuh gempungan sayogi dina méja. Bala-bala, géhu, jeung comro haneut favoritna, ogé céngek domba. Teu poho aqua gelas méh teu kabeureuyan.
“Astagfirulohaladzim!!” Mang Ajaw ngagorowok, ningali Haji Opan biwirna ngabudah. Kabéh paburisat, reuwas. “Buru tulungan!!” Haji Opan kapiuhan, gempungan bubar.
Haji Opan dipayang ka Klinik, kudu gancang diubaran.
Alhamdulillah cageur saharita, da geuning teu nanaon. Ukur salah ngaheumheum Enervon C. Batur mah diasupkeun kana cai, tuluy diinum. Ari Haji Opan mah dihuapkeun, atuh ngaburukbuk dina baham. Aya-aya waé. Cag. (AKW).
Tuntas apel senin pagi dengan menggunakan stelan yang tidak biasa membuat suasana semarak dengan aktivitas selpi dan photo bersama. Karena biasanya senin pagi itu identik dengan menggunakan seragam khaki lengkap dengan pangkat dipundak dan tanda jabatan (bagi yang punya), sekarang berubah semua menjadi santri dan santriwati.
Kok bisa?…
Photo bersama | sumber : IG @ruzhanul
Karena sesuai dengan surat edaran Gubernur Jabar Nomor 003.3/80/org yang mengacu Keppres RI Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Hari Santri, maka kepada seluruh PNS (sekarang disebut ASN) di lingkungan Provinsi Jawa Barat untuk menggunakan pakaian muslim dan bersarung dalam rangka memperingati hari santri nasional tahun 2018.
Jadi suasana berbeda dan terasa di halaman kantor serasa di depan pesantren. Bapak-bapak dan pemuda bersarung serta berkopiah sementara ibu-ibu bergamis dengan aneka warna.
Apalagi Pa Wagub Jabar adalah Panglima Santri Jawa Barat.
Pokoknya suasana senin yang berbeda.
Pelaksanaan apel pagi bersarung dan baju muslim serta baju gamis para ibu dan remaja putri semakin menegaskan suasana hati, bahwa tampil beda itu bisa menyenangkan.
Tidak ada yang menggerutu alias ngedumel dengan kebijakan ini, semua senang meskipun ada juga yang maksain, penampilan udah keren, berpeci baju muslim dan sarung…. eh kebawahnya pake sepatu berkaos kaki… asa néngtérégé. Tapi itulah yang terjadi.
***
“Apel pagi selesai!!, laporan selesaii!!!” Teriak Pimpinan Apel kepada Wagub Jabar yang menjadi Pembina Apel pagi ini.
“Kembali ke tempat”
“Kembali ke tempat!!!” Dijawab dengan Tegas.
Setelah pak Wagub tuntas meninggalkan lapangan apel pagi maka perintah ‘Bubar jalan’ menggema. Tetapi peserta upacara tidak bubar seperti biasa, malah tetap berada di barisan daan….. kumpul untuk berphoto.
Sesama rekan atau bersama bos-bos kecilnya… saatnya photo bersama. Sambil tertawa-tawa.
Sebuah catatan tentang Indeks Reformasi Birokrasi di Jawa Barat.
BANDUNG, Akwnulis.com. Hari ini tidak ada demonstrasi di depan kantor yang senantiasa berhasil memecah konsentrasi. Baca Mau Menulis Indeks RB. Segera sebelum briefing dimulai, ngetik di note smartphone tentang IRB, Indeks Reformasi Birokrasi
Dasar hukumnya :
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2018 Tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi 2010 – 2025.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi No 20 Tahun 2010 Tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi No 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Membangun Agen Perubahan di Instansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi No 11 Tahun 2015 Tentang Roadmap RB 2015-2019.
Trus di level pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah dibuat beberapa regulasi turunannya hingga yang terakhir yaitu :
Keputusan Gubernur Jawa Barat No 060.05/kep.896-Org/2018 Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Gubernur No 060.05/Kep.949-org/2016 Tentang Tim Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang ditandatangani pada tanggal 4 september 2018.
Secara umum terkait Reformasi Birokrasi ini terdapat 8 area perubahan yang meliputi :
1. Manajemen perubahan
2. Penataan perUUan
3. Penataan penguatan Organisasi
4. Penguatan Tata laksana
5. Penataan SDM aparatur
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
7. Penguatan Pengawasan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan publik
Hingga saat ini Reformasi Birokrasi merupakan akhir dari RB jilid 2 dengan 3 sasaran yaitu :
1. Birokrasi yg bersih dan akuntabel
2. Birokrasi yg efektif dan efisien
3. Birokrasi yg memiliki pelayanan publik berkualitas.
***
Terkait pelaksanaan reformasi birokrasi ini menjadi salah satu indikator keberhasilan kinerja pemerintah yang dikenal dengan IRB yaitu Indeks Reformasi Birokrasi yang sekaligus juga menjadi IKU (Indikator Kinerja Utama) dari beberapa SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat terutama di Sekretariat Daerah yang memiliki tupoksi sebagai Auxualiry staf dimana IRB ini bersumber dari 5 penilaian komponen hasil :
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja (NAK).
2. Nilai Kapasitas Organisasi.
3. Nilai Integritas Organisasi (Nilai Persepsi Korupsi).
4. Nilai Opini BPK.
5. Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan Publik.
***
Dari 5 komponen penilaian IRB tersebut tentunya bikin penasaran, monggo ini penjelasan singkatnya ;
Pertama, Nilai Akuntabilitas Kinerja (NAK) adalah sebuah perhitungan yang mengaitkan antara Perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan yang dibiayai oleh APBD sejalan atau ngefek kepada Visi & Misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), atau lebih simple-nya : duit APBD nyambung nggak dengan Pelaksanaan Visi & Misi pembangunan daerah. Provinsi Jawa Barat sudah lebih dari 80% nilai ini sehingga mendapat peringkat BB.
Kedua, Nilai Kapasitas Organisasi. Ini sedang dilakukan bersama pihak Lembaga Administrasi Negara RI melalui bidang KANIGARA yang diawali dengan survey kepada para pejabat struktural, jadi masih berproses. Tunggu yaa hasilnya.
Ketiga, Nilai Integritas Organisasi (Nilai Persepsi Korupsi). Ini adalah penilaian independen dari lembaga eksternal baik KPK ataupun lembaga internasional dengan indikator tertentu. Tetapi sangat erat kaitannya dengan perilaku koruptif tidak hanya di lingkup Provinsi Jawa Barat juga termasuk di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Keempat, Nilai Opini BPK. Kalo nilai ini Pemprov Jawa Barat berbangga hati karena mampu mempertahankan 6 tahun berturut-turut mendapatkan opini BPK sebagai WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Pettahankannnn..
Kelima, Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan Publik. Ini adalah penilaian eksternal yang dilakukan oleh Lembaga Ombudsman. Tentu dengan metode dan indikator tertentu yang langsung survey ke masyarakat. Meskipun hasilnya berpotensi bias karena ketidakfahaman responden antara pelayanan publik yang dilaksanakan pemerintah provinsi dengan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat.
***
Catatan kegiatan Diseminasi Awal Kajian Survey Kapasitas Internal Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 11 Oktober 2018 di Bandung.(AKW).
Bali | akwnulis.com. Kematian itu pasti tetapi waktunya datang adalah rahasia Illahi Robbi, Allah Subhanahu Wataala.
Kematian itu pasti bagi semua mahluk fana yaitu manusia. Alquran sudah menyebutkan bahwa ‘Manusia pasti mati.’
Manusia tidak diberikan kesempatan untuk tahu kapan, untuk tahu bagaimana caranya, untuk tahu dimana saat-saat terakhirnya ataupun mengapa arus terjadi. Karena itu rahasia kehidupan yang menjadi hak mutlak Allah Subhanahu Wataala.
Mengapa?
Pertanyaan yang akan menjadi hikmah berbeda bagi masing-masing individu.
Yup… dua poin penting itu adalah : hikmah setelahnya dan bagaimana persiapan menghadapi saat-saat kematian itu tiba, “Siapkah kita?”
Dari sisi pasangan hidup, ada beberapa pandangan berbeda. Yang satu terus bersedih padahal sudah ditinggalkan mati 5 tahun lalu oleh suaminya, karena meninggal mendadak, “Andaikan dulu Bapak meninggalnya sakit dulu, bisa merawat dulu, mungkin tidak merasa kehilangan yang menyakitkan ini, serasa tiba-tiba sandaran hidup pergi dan menghilang tanpa pesan.”
Sementara disamping ibu tersebut, duduk seorang laki-laki yang juga kehilangan pasangan hidupnya akibat penyakit kanker berbicara dalam hati, “Kasian ibu ini begitu kehilangan, padahal merawat dulu pasangan hidup yang sakit butuh perjuangan dan pengorbanan serta keikhlasan yang luar biasa. Mungkin lebih sederhana kalau tiba-tiba meninggal, terhindar dari penderitaan.”
Itu baru dua pendapat, beratus alasan dan komentar lain pasti dimiliki setiap kepala manusia. Itulah dinamika kehidupan.
Yang pasti sebagai mahluk yang sedang antri menuju kematian, jangan lupa senantiasa ingat dan berpegang pada ajaran agama. Sebagai muslim, aku yakin akherat itu ada, kehidupan setelah kematian itu adalah nyata, disana asa surga dan neraka
Hikmah yang utama setelah meyakini tentang kematian dan kehidupan setelah mati adalah sebuah langkah taktis persiapan… yup PERSIAPAN.
Sebagai muslim sudah jelas tuntunannya Alquran dan Hadits. Shahadat, Sholat, Puasa, Zakat & ibadah Haji menjadi rukun islam dilengkapi dengan rutin berwirid serta mengaji dan bersilaturahmi. Karena hubungan dengan Allah (hablum minallah) harus disertai hubhngsn baik dengan sesama (hablum minannas).
Sedih, kehilangan, berduka, sunyi, seakan tanpa pegangan, dunia menjadi hampa adalah rasa manusia. Jalani dan tafakuri, akan muncul secercah cahaya hikmah yang mendewasakan kita hingga bangkit, berdiri tegar menjalani kehidupan menyongsong batas akhir kehidupan kita sendiri, pada saatnya nanti. Wassalam (AKW).