
Akwnlis.com | Bandung. Pagi baru beranjak menuju siang di kala ide yang sudah lama terpendam muncul kembali untuk diimplementasikan.
“Ide apa?”
“Beresin baju di lemari!”
“Ih kirain apa”
“Itu butuh keikhlasan lho”
Diskusi kecil ini menjadi kunci dalam mengurai kata sehingga muncul rangkaian kisah singkat tentang ‘belajar ikhlas’.... karena klo tujuannya cuman ngeberesin pakaian di lemari doang…. gampang. Tapi lemari tetep amburadul dan kepenuhan karena ‘belanja terus dikeluarin kagak’ (beterinka)… “bener khan?.. ayo ngakuuu!”
***
Bener juga, perlu keikhlasan lho guys…
Pertama, ikhlas meluangkan waktu. Karena klo nggak gitu, pasti kelewat terus tuh agenda bebereeees lemari baju. Hari kerja jelas sulit hari libur seringnya bentrok sama agenda jaga atau agenda lainnya.
Jadi musti diyakinkan dulu, niat dan waktunya.
Kedua, Ikhlas untuk mengeluarkan baju yang jarang dipakai. Segera pisahkan dan berikan kepada orang lain. Bisa sodara dekat, sodara serumah atau ke tetangga dan yang membutuhkan. Disini butuh keteguhan hati, karena biasanya akan bertentangan dengan perasaan. Apalagi pas pakaian itu memiliki nilai kenangan yang sangat kuat, seperti pemberian dari pacar eh gebetan…. mantan… ups…… orangtua, pimpinan atau pasangan hidup.

Padahal, klo emang udah nggak nyaman atau malah udah kesempitan (misalnya) dan masih layak pakai, maka diberikan kepada orang lain akan membuka peluang pahala lho.
Lagian jangan terjebak dengan kenangan.
Karena…
Kenangan itu bukan ada di barang tetapi kenangan itu melekat di hati dan pikiran… ahaaay.
Ketiga, ikhlas juga dalam membagikan. Jangan terjebak dengan sikap ‘riya‘, membagi-bagi dan muncul rasa bahwa kita bisa memberi kepada orang lain secara langsung. Saran mah hindari, biarkan pakaian bekas yang masih layak itu bermanfaat bagi siapapun tanpa berharap diucapkan terima kasih atau mengharuskan baju ini buat si anu, yang ini buat si Fulan…. ikhlaskan saja.
Sekali lagi… Ikhlaskan saja.
Gitu mas bro, hikmah dari beres-beres lemari pakaian hari ini sangat berhubungan dengan niat dan sikap serta dibarengi rasa ikhlas.
“Kang!!, Alhamdulillah lemari pakaianku sekarang agak kosong… aku ikhlas moo order baju lagi via onlen mumpung ada diskon promo”
“Upsss… bukan ikhlas belanjaa….”
***
Itulah sebuah fragmen kecil kehidupan yang beraroma hikmah tentang belajar ikhlas. Wassalam (AKW).
Wkwkwk…. Akooh banget ya pa…. πππ
LikeLike
Asyiiik…. banyak temaan
LikeLike
Hahay….
LikeLike
Iklas menjadi kebiasaan dalam keseharian hidup ini ya kang ππ€π
LikeLike
Muhun kang. Dari hal-hal yang dianggap sederhana.
LikeLike
He⦠Bagus sebagai bahan introspeksi diri. Lanjutkan semoga hal kecil bisa dijadikan amalan serta merupakan bentuk syiar. Mantaaap pa Andri KW
LikeLike