Bendungan Ciawi berada di Sungai Ciliwung, sungai yang berada di hulu rencana Bendungan Ciawi (Cipayung) adalah Sungai Cisarua dan Sungai Cibogo yang keduanya bermuara di Sungai Ciliwung.
Wilayah Kerja BBWS Ciliwung – Cisadane Dirjen SDA Kementerian PUPR
Lokasi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.
Kapasitas Bruto : 6,45 juta m³
Luas Genangan (HWL) : 29,22 Ha
Total Kebutuhan Tanah : 89,42 Ha
Biaya Pembebasan Tanah : 165 Milyar
Biaya Konstruksi : 1.083 Trilyun
Periode Pembebasan Tanah : 2016-2017
Periode Pembangunan : 2017-2020
Manfaat : Reduksi Banjir periode ulang 100 tahun : 101,13 m³/det (36,07%)
Nggak pake lama, sang gunting menunaikan tugasnya. Membuka lapisan alumunium foil yang berisi biji misterius dengan lempeng mata tajamnya. Meskipun sepintas sudah bisa merasakan aroma rasa luar biasa, tetapi belum tuntas jikalau tidak melakukan proses penyeduhan mandiri dengan peralatan yang ada.
Yup… Coffee Gayo Wine yang segera di eksekusi dengan manual brew V60, kemoooon….
“Peralatan siaap?” “Siaaaap”
Grinder langsung menggerakkan sendok dengan pikiran telekinetiknya, meraih biji kopi yang begitu cantik mengkilap. Dimasukan ke atas wadah penggilingan, stel ukuran 6-7 agar cocok untuk bubuk kopi yang bersiap diseduh ala Barista lalala…
Sesaat terperangah karena selain harum, bijinya mengkilat seperti berminyak. Tapi pas diraba tidak ada yang menempel di jari, berarti memang mengkilat alami, entahlah. Yang pasti penampilan bijinya cantik.. jadi sayang untuk menggrindernya.
“Tapi apa daya… kecantikannya harus melalui proses penghancuran menjadi serpihan-serpihan kecil untuk memberi peluang rasa nikmat yang tiada taraaa!!”
“Ihh kamu mah lebay, sok puitis. Gancang di seduh, sudah nggak sabar nich!!!”
“Ahiiiy!!!”
***
Corong V60 udah memasang sendiri kertas filternya, air memanaskan diri hingga mencapai 92 derajat celcius. Filternya mengguyur diri agar bersih dari residu pabrikan…. dan segera memasangkan dirinya pada gelas kaca yang setia menanti tetesan ekstraksi yang penuh aksi.
Currrr…… pelan-pelan aliran air panas bersuhu 92 derajat celcius berpadu dengan biji kopi Gayo Wine hasil hunting di Kota Medan minggu lalu.
Tetes pertama dan tetes selanjutnya begitu memukau terlihat di gelas kaca. Prosesi ekstraksi biji kopi menjadi sebuah momen alami yang penuh sensasi. Harum semerbak kuan merebak, jadikan malam ini begitu semarak.
“Tuh kalah ka berpuisi lagi kamu teh!!!”
“Ih bawel pisan”
Diskusi monolog terus berlanjut, menjadi hiburan sambil menunggu ekstraksi kopi berkumpul sempurna.
***
..Surupuut… surupuut..
Deng…. agak terdiam. Kaget juga merasakan sensasi Acidity yang tinggi plus serasa ada rasa wine alami yang menstimulasi syaraf rasa semakin terbuka. Taste fruttynya muncul, rasa anggur kolesom… eh kok jadi kolesom…
Maksutttnya… rasa anggur yang berfermentasi terasa memanjakan lidah. Sensasi acidity berbeda yang ditampilkan oleh Kopi Gayo Wine ini. Kayaknya klo yang nggak biasa ngopi, musti pelan-pelan, takut kaget dan kenapa kenapa.
Trus setelah cairan kopinya masuk ke tenggorokan, eh masih nyisa rasa tebalnya di bibir bawah dan bertahan beberapa saat… yummy… hmmmm… enaaak brow.
Srupuut…. gleek.. glek.. glek.
Oke, itu dulu dech review versiku tentang Gayo Wine. Jangan komplen klo seakan berlebihan, tapi ini kenyataan.