Photo : Mentari mulai terbit di samping Gunung Geulis/Dokpri.
Berjalan menjejak tanah merah, yang tersenyum meskipun tetap menggigil karena dipeluk dinginnya pagi. Perlahan tapi pasti, kehangatan menjalari urat nadi kehidupan selaras dengan semakin menanjak perjalanan pagi ini. Nafas yang tadinya bergerak lancar sekarang mulai tersengal karena kompensasi untuk meraih kehangatan.
Meskipun dinginnya pagi menggempur dari segala arah, berusaha mendinginkan raga yang mulai membara. Pertarungan inilah yang mengukuhkan rasa sehingga bisa mencapai puncak bukit pertama yang menyajikan hamparan pandangan pagi yang mempesona.
Ternyata sang mentari masih sedang berusaha keluar dari mimpinya, sehingga perlu beberapa saat menunggu detik menata menit supaya bisa membidik sunrise pada saat yang tepat.
Ya.. tepat menurut penulis. Karena tepat itu bisa tidak sama, tergantung konteks dan sudut pandang.
***
Photo : Mentari berpadu dengan siluet tumbuhan di kaki gunung Manglayang/Dokpri.
Akhirnya sambil menenangkan sengal nafas yang kencang menuju normal, mentari muncul perlahan menyajikan kemegahan indahnya pagi hari yang penuh inspirasi.
Inilah salah satu momen yang harus senantiasa disyukuri, karena mentari masih terbit sesuai janji. Menyinari bumi membawa berkah Illahi. Wassalam (AKW).
Subhanallah Lukisan Allah
LikeLike
Muhun kang… Tadabur alam.
LikeLike
Nampak nya jalur pendakian di ketinggian.
Pak .. apakah sekalian survey trase jalur pembangunan jalan lintas sumedang – kbb ?
LikeLike
Mendaki sendiri demi meraih nuansa hakiki.
LikeLike
Semoga didapat nuansa nya pak ..😇
LikeLike
Makasih bu…
LikeLike
Pak bos…sekitar jam brp start dr bawah?
Shg dpt tepat di kaki gunung sdh dpt menikmati sunrise
LikeLike
Sholat shubuh di Kaki Manglayang bu…
LikeLike