Beberapa garis hitam menari membentuk relief tidak teratur dan menghiasi telapak kehidupan. Garis tidak teratur itu seolah berusaha berbaris menyamakan persepsi dan memadukan janji dalam suasana yang belum pasti.
Awalnya begitu mulus seluruh permukaan cinta, terbungkus kaus yang berharga. Menjaga dari lembab sekaligus kering yang mendera. Sentuhan lotionpun menjadi agenda yang terencana sehingga hasilnya mendekati sempurna.
Melindungi dan mengayomi seluruh permukaannya seakan menjadi kewajiban utama. Merawat dan menjaganya adalah rutinitas dalam balutan prioritas.
Tapi itu dulu…
Yap… waktu sebelum mudik, dikala masih rutin menyibukkan diri dengan pekerjaan yang selalu muncul tiada henti. Maka merawat diri dan menjaga hati menjadi ciri kehidupan dari hari ke hari.
Photo : Tempat favorit sewaktu mudik/dokpri.
Sewaktu mudik… rutinitas merawat diri khususnya bagian bawah terabaikan. Karena bertemu saudara dan kawan sepermainan memang melenakan. Sandal dan sepatu sering terlupakan, apalagi sekedar ulasan pelembab kulit. Berlari kesana kemari tak hiraukan alas kaki. Bermandi lumpur atau tanah kebun, menjejak aspal juga batuan pengerasan jalan.
Hasilnya terjadi benih-benih dan gejala perpecahan suku, menyerang permukaan mulus alas kakiku. Ditambah dengan komplikasi gatal-gatal, kutil, mata ikan, hileudeun dan keongeun.
Dan…. setelah kembali ke rutinitas, sisa mudik masih terpampang nyata. Disini masalah perpecahan ini disebut dengan istilah rahasia yaitu : Ro2Mbéheun.
Wassalam, ( AKW )
Halah..halahhh..oleh2 mudik…
Tenang saja, perpecahan suku akan segera berakhir dengan meNyatu kembali…😂😂
LikeLike
Bersatu kita teguh.. bercerai?
LikeLike
Ow Ow Ro2Mbeheun
LikeLike
Supados teu gampil selip… ban oge nganggo kelir hehehe
LikeLike