Resah Menyore.

Mengurai kata mengukir sa-émbara…

Resah itu secercah yang ditumpuk maka membuncah. Meluapkan banjir emosi yang tak tertahan oleh janji. Biarkan niat beringsut perlahan menuju seperempat malam yang penuh kekaguman.

Sejumput doa yang bertabur permintaan dunia kurang lengkap jikalau urusan akherat jadi nomor dua. Paketnya tidak terpisah tetapi saling melengkapi.

Seleksi alam sedang berlangsung, begitupun hiruk pikuk seleksi manusia untuk merengkuh sebuah impian yang berupa jabatan. Menguji diri sambil menilai dedikasi diri, karena sang penentu diakhir nanti adalah Allah SWT. Manusia memandang proses ini adalah mewujudkan tulisan takdir di lauh mahfudz menjadi lebih membumi melalui tangan manusia yang sedang memiliki kuasa.

Genderang sayembara telah ditabuh dan membahana, hadirkan sosok calon pengganti bos dalam proses mencari yang terbaik dari semua calon yang tersaji.

***

Sambil menikmati semilir angin sore, raga bersantai sejenak diatas kursi di pinggir kolam renang, tetapi jiwa dan pikiran telah beredar, bermanuver secepat kilat menghilang menuju peradaban, sambil tak lupa tetap merajut manfaat silaturahmi bersama bumi. (AkW)

Batu Ngampar

Batu ngampar di Walungan, carita reujeung salira.

#FikminBasaSunda

Cai walungan hérang ngagenclang méré rasa tengtrem sakaligus honcèwang. Hiliwir angin ngélékéték pucuk awi, nyieun harmoni sora wirahma nu nurihan ati. Batin dareuda basa nempo batu ngampar, nu kantos dianggo calik, ngaréndéng sasarengan.

Harita, walungan Cidadap jadi saksi sajatining asih nu nepungkeun urang duaan. Salira tisolédat ba’da ngisang margi nincak batu leueur, di Leuwi Lutung. Uing nu keur ngarit rikat luncat muru walungan. Arit jeung tolombong jukut dibabétkeun, pikeun nyalametkeun salira.

Alhamdulillah, salira kadudut balik ka darat saacan dirawu lulun samak. Sanajan anggoan rangsak suku pasiksak.

Ti saprak éta, janten wanoh tur daria teras teu lami janten bébéné pangreugreug haté.

Hanjakal mung 3 sasih tiasa reureujeungan téh. Salira dina batu ngampar éta di legleg caah déngdéng, basa bebersih rurusuhan. Margi busiat waktos nuju ngarambét sisi walungan. Tilu dinten nembé kapendak, ngabugang.

Cai ngagenclang ukur harepan, hiliwir angin kantun lamunan. Geuning sadayana badami pikeun meunggaskeun pangharepan. (AKW).

Ngajagi Duriat

Waktos nu tos tangtos ngajalankeun takdir kahirupan. ulah hilap syukur miwah tasyakur.

#FikminSunda

Lalaunan beunta, ngahérang mapay lalangit diréncangan indung peuting. Jikan, ogé Neng Ayshaluna tos garugah, tiluan papelong-pelong.

“Wilujeng janari geulis, hatur nuhun kapungkur parantos nampi duriat aa. Seja sasarengan lalayaran dina sagara rumah tangga, dugika danget ayeuna.” Haréwos nyaah sateuacan sahur, ngiatkeun harepan mageuhkeun pamaksadan.

Anjeun imut bari rada tungkul, katingal rarayna bareubeu. “Kunaon geulis?”

“Teu nanaon a, mung kapeureupeunan” soanten anteb nenangkeun manah. “Asa kagagas, émut Apa” bari rarayna cengkat teras neuteup poto Apa almarhum, mitoha nu teu kantos pajonghok.

“Ibu… inih!!”, soanten murangkalih ngasongkeun bungkusan alit, lebetna kotak hawuk. “Apa ini sayang?”
“Addd..da aja.. dari ayah”

Sakilat dibuka, ngaborélak lélépén nu mageuhkeun duriat. Nu geulis cirambay deui, lalaunan ngaharéwos bari dareuda, “Hatur nuhun aa.”

“Sami-sami geulis”

Tiluan patangkeup-tangkeup bari ngadu’a, ngarawat niat samawa di dunya sareng ahératna. (AKW)

Historical Flight Kertajati Bab 2

Lanjutan goresan pena momen bersejarah Penerbangan Pertama Pesawat Komersial dari Bandung ke Kertajati.

Historical Flight Kertajati 2

Berlanjuut yaaaa….. inilah lanjutan dari Historical Flight Kertajati.

Memasuki tangga pesawat Batik Air terasa rasa bangga semakin membahana… meskipun masih terselip khawatir… diijinin terbang nggak sama orban?. Bukan irban ya… klo irban tuh inspektur pembantu (pejabat di inspektorat yang punya fungsi pengawasan)… ini mah orban yaitu otoritas bandara. Yaitu Unit pelaksana teknis dibawah Dirjen Perhubungan Udara (DPU) Kemenhub yang punya gawe pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan di bandar udara.

Jangan dipikirin… ah… Bismillah wae.

Photo : Para Kuwu dan sekdes/Fb pak Virda DE

Memasuki pesawat Batik Air jenis Airbus A 320 dengan ID 8170 disambut senyum ramah para pramugari yang berbaju brukat putih dan bawahannya kain corak merah khas Lion Air Grup serta berkerudung merah. Kami duduk sesuai tiket yang sudah dipegang masing-masing.

Semua penumpang tertib memasuki pesawat dan sebelumnya mengabadikan diri di depan pesawat sambil megang spanduk ‘Historical Flight’ yang tersedia… wajah sumringah tak bisa disembunyikan.. semua tersenyum ceria… bahagia dan bangga.

Para rombongan Kuwu, Sekdes dan Pak Camat Kertajati memasuki pesawat yang akan terbang pertama kali dan mendarat di wilayahnya… di Kertajati. Pesawat dengan kapasitas 150 orang hampir sepenuhnya sest terisi.

Memandang ke luar dari jendela pesawat terlihat para tamu undangan VVIP dan VIP termasuk para kepala OPD bergegas menuju tangga pesawat Garuda… bersiap terbang bersama.

***

Photo : Bersama pa Risad Bu Jatti, para Kabag terdahulu/dokpri.

Terlihat sebuah helikopter terbang mendekati landasan Bandara Husein Sastranegara… diyakini itu adalah pak Gubernur Ahmad Heryawan yang terbang dari Kertajati.

Lho kok?… ya iya atuh. Khan tadi pagi pak Aher udah standby di Kertajati untuk menyambut pak Presiden beserta rombongan, trus sekarang terbang ke Bandung untuk bareng-bareng terbang lagi dengan pesawat Garuda yang akan menjadi Historical Flight bagi Pesawat Komersial yang terbang dari Bandung ke Kertajati.

Ting… tong…. pengeras suara di pesawat mulai bersuara, “Para tamu undangan yang terhormat. Selamat datang di Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 1870 pesawat Airbus A320 yang akan terbang dari Bandara Husein Sastranegara menuju Bandara internasional Jawa Barat di Kertajati……..”

Belum tuntas pengumuman yang disampaikan oleh pramugari…

Prok.. prok.. prooook.. prokk

Tepuk tangan seluruh penumpang membahana… terharu… bangga dan syukur bercampur aduk… Alhamdulilllah… terasa merinding merasakan kebanggaan ini.

Terima kasih Ya Allah
Terima Kasih Pak Aher
dan Terima Kasih bapak Jokowi.

Hati masih tergetar mendengar pengumuman, “Para tamu yang terhormat…….” karena biasanya pengumuman di pesawat adalah, “Para penumpang yang terhormat..”

Pesawat Batik Air mulai bergerak dan snack serta air mineral mulai dibagikan oleh para pramugari…. mata para penumpang… berkaca-kaca… bahagia.

***

Photo : Biro SPIBUMd & Setda plus/dokpri.

Penerbangan memakan waktu 25 menit. Disaat pengumuman dari pilot bahwa pesawat siap mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati… kembali hati tergetar… sebentar lagi… sebentar lagii….

Jesss…… roda pesawat menapak lembut di runway Kertajati.. landing ya g sempurna dan tentunya leluasa dengan panjang ranway 2500 meter serta lebar 60 meter… nikmat pisan eta pendaratan… hipuu.

Prok.. prok.. prok.
Alhamdulillahirobbil alamin..

Kembali tepuk tangan meriah dari seluruh tamu undangan yang menjadi penumpang istimewa di pesawat Batik Air…. merasakan sensasi penerbangan bersejarah dan pendaratan bersejarah pesawat komersial dari Bandung… ah terharu.

***

Pesawat berbelok melewati taxiway dan perlahan tapi pasti mendekati apron… setelah parkir tepat di tempatnya. Giliran garbarata mendekati pintu depan… plek… nempel… dan para tamu undangan diperkenankan memasuki terminal penumpang melewati garbarata berkarpet merah…… kereeen.

***

Selanjutnya kami bergabung dengan para pegawai dan pimpinan PT BIJB dengan seragam Koko yang sama untuk bersiap menyambut kedatangan pesawat Garuda yang membawa bapak Gubernur Jawa Barat beserta ibu dan seluruh tamu undangan VVIP & VIP… tatapan ceria, kekaguman dan optimis terpancar dari wajah-wajah hadirin. Karena banyak yang baru menginjakkan kaki di terminal bandara yang begitu megah dan mewah wah… wah.

Photo : Menyambut Bos Kita bp Arifin Plt KabiroSPiBuMd/dokpri.

“Reueus nya, urang gaduh bandara” (Bangga sekali ya, kita punya bandara), celoteh seorang bapak kepada rekannya sambil terus mengamati semua sudut bandara…

Photo : Bersama bu Mpop Kabag/dokpri.

Diriku tersenyum dan sangat setuju dengan pendapat itu… aslinya banggaa bingiit.

***

Photo : Menyambut bapak Gubernur Aher kebanggaan kami/dokpri.

Pa Aher tiba bersama rombongan, dikalungi karangan bunga dan diberondong wartawan. Lalu bergerak memasuki lorong bandara dan disambut oleh para petugas termasuk kami ‘petugas dadakan’ dan meneriakkan kata-kata penyambutan, “Selamat Datang di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Wilujeng Sumpingggg!!!”

Pa Aher dan ibu Netty tersenyum juga rombongan di belakangnya… beliaupun berkenan menyalami kami dan berbincang sesaat… Kami bangga dengan Bapak.

***

Photo : Aa Gym lagi Tausiah/dokpri.

Photo : Pa Aher lagi sambutan/dokpri.

Semua memasuki area bandara di lantai dua… wajah-wajah kagum dan senang terlihat memancar… lalu rombongan menaiki eskalator menuju lantai 3 disambut marawis dan shalawat…. terlihat jajaran kursi putih dan meja-meja bundar serta terlihat sebuah panggung besar dengan backdrop ‘Tasyakuran Historical Flight Bandara Kertajati’ bernuansa latar biru yang menenangkan….

Sekali lagi alhamdulillah… ketegangan di masa persiapan terbayarkan dengan pendaratan sempurna di Kertajati… saatnya menikmati suasana. Biarkan protokoler dan EO yang mengatur acara selanjutnya. Diriku mencari tempat duduk dan berbaur dengam para tamu undanganmengikuti tahapan-tahapan acara. Sambutan Dirut PT BIJB, Pa Gubernur ditutup dengan Tausiah singkat Aa Gym tentang 5 ciri bersyukur hingga tiba saatnya waktu berbuka puasa…

Photo : Tawa bahagia bapak Slamet/Dokpri.

Setelah adzan tiba, masih dilanjut sedikit tausiah Aa Gym dan jeng jreeng…. saatnya ngabatalan berbuka puasa.

Photo : para tamu undangan mirip jemaah umroh/dokpri.

Para tamu undangan yang sebelum naik pesawat di bandara husein sudah dibekali merchandise, segera diambil kotak berisi snack berat dan air mineral untuk berbuka puasa. Para tamu undangan VVIP dan VIP diarahkan ke jajaran hidangan dan duduk di meja-meja bundar dan undangan lainnya mendapatkan tumpeng mini yang menjadi menu buka puasa yang bersejarah ini.

Photo : Botram di lantai bandara/dokpri

***

Photo : Berpose setelah check in di Kertajati/dokpri.

Shalat magrib di mushola yang nyaman tuntas dilakukan, check in di counter BIJB berjalan lancar. Sambil menunggu panggilan boarding, berkeliling menikmati suasa di lantai 3 bandara kebanggaan rakyat Jawa Barat ini. Mengabadikan beberapa patung hasil seniman kahot Bapak Nyoman Nuarta, seakan memasuki galery seni yang penuh nilai hakiki… terasa keunikan dan keunggulan bandara ini.

Photo : Galery I nyoman Nuarta/dokpri.

Tapi tidak sempat berkeliling ke tempat lainnya karena panggilan boarding terdengar membahana. Masuk ke pesawat via Garbarata dan kembali duduk di kursi 4E Batik Air.

***
Akhirnya.. setelah 25 menit di angkasa. Batik Air mendarat di Bandara Husein dengan sedikit guncangan disaat roda pesawat menyentuh runway.

Alhamdulillahirobbil alamin. Tuntas sudah mengikuti rangkaian prosesi penerbangan bersejarah ke Bandara Kertajati.

Segera bergerak pulang ke rumah untuk kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. Wassalam (AKW).

Historical Flight Kertajati 240518

Goresan pena pribadi, ikutan bantu-bantu demi suksesnya ‘Historical Flight’ Kertajati BIJB tanggal 24 Mei 2018.

Kamis pagi sini hari yang berbeda, terasa desiran rasa dan detak ketegangan semakin meningkat. Kenapa?… entahlah. Tapi ada rasa khawatir, was was dan palaur.. menghadapi momen nanti sore.

Semalam memang tidak ikut mendampingi pa Bos untuk persiapan akhir di kantor PT.BIJB karena tugas lain ke Ibukota. Tetapi grup WA baru bernama ‘Pansus Historical Flight’ yang terus berbunyi notifikasi makin bikin adrenalin ketegangan meningkat.. karena yang terpenting adalah bagaimana acara ini bisa sukses terlaksana. Meskipun diri ini bukan siapa-siapa, tetapi sumbangsih peran sekecil apapun menjadi berharga jikalau bersinergi dengan semua yang memiliki peran dan tanggungjawab lebih besar.

Historical flight… atau penerbangan bersejarah.. penerbangan perdana menuju Bandara Internasional baru yang dibangun di tanah Jawa Barat yaitu di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka… Bandara Internasionan Jawa Barat Kertajati dengan kode KJT……. sebuah mimpi yang akan menjadi kenyataan…

Apakah bisa terwujud?… ketegangan meningkat.

***

Jam 07.00 pagi sudah melesat menyetir si hitam Tangguh menuju Bandara Husein Sastranegara.

……..Pikiran melayang ke tanggal 13 Februari 2018 lalu di acara Rapat kerja dan Evaluasi PT BIJB didaulat membaca sajak bin puisi yang dikarang hanya 12 jam sebelum acara karena ‘perintah‘ bapak Captain Virda DE & Ceu Anita dengan judul ‘BIJB Ngajomantara’.

Puisi BIJB Ngajomantara.

Saat itu gelora semangat semakin terasa dari hadirin yang hadir khususnya ‘Super Dream Team‘nya PT BIJB. Menghapuskan kegamangan dan kekhawatiran berganti dengan optimisme terukur dan langkah ikhtiar maksimal serta tentu permohonan Doa kepada Sang Pemilik Alam semesta, Allah Subhanahu Wataala. Semoga tanggal 24 Mei 2018 dapat mewujudkan Historical Flight…. Amiiin.

Tak terasa gerbang Bandara Husein Sastranegara sudah menyambut. Bergerak terus menuju area Wisma Soumpil yang dijaga para anghota TNI-AU yang kekar dan gagah.

.. Punten…

Masuk ke Wisma Soumpil terasa aura VVIPnya, karena akses dari sini hanya bagi beberapa penumpang terbatas dibawah kewenangan Danlanud Husein Sastranegara. Tetapi karena hari ini ada rencana ‘Historical Flight’ jadinya diriku juga boleh masuk karena dapet tugas untuk BBSR ‘bantu bantu sagalarupa.’

***

Photo : Berpose dulu sama EO & Tim BIJb sesaat setelah backdrop terpasang/dokpri.

Bantuin semangat dari EO yang pasang back drop juga diskusi tentang rencana penentuan kursi di pesawat serta siapa yang dikalungin bunga jadi pembahasan pertama dengan Tim PT BIJB (Bu poppy, Bu Osa, Bu Winda, Pa Arief, bu Putri, pa Jessy dan banyak lagii) dan mbak Irna & Feby dari EO … juga Bu Agung Kabag BUMD, trus disusul sama Pa Bagja KaBag Invesda, Pa Odi Kasubag PP, Pa Yogi Kasubag Investasi, Pa Heri, Pa Hafid, Bu Ira, Bu Leni, Bu Noni, indra… juga pa Heru dari Dishub… ramee dan banyak personil.

Meskipun candaan terlontar tapi ketegangan semakin terasa, apalagi pas bahas urusan pembagian tugas untuk melayani proses ticketing nanti siang, siapa yang masuk ke Pesawat Batik Air dan siapa yang masuk Ke Pesawat Garuda. Memang list penumpang sudah di finalkan tadi malam karena harus memenuhi aturan yang ditetapkan otoritas bandara dan maskapai penerbangan, tetapi pelaksanaannya semua nol… semua tidak berpengalaman sama sekali.

Jadi…. hayu kita berdoa dulu.

Jangan lupa sempetin telepon ayah dan ibunda serta istri atau suami masing2.. mohon doanya agar Historical Flight ini terlaksana dengan lancar… dan sukses.

Photo : Pesawat RI 1 mendarat di Kertajati disambut prosesi Salute canon Water/FB pak Virda DE.

“Pesawat Kepresidenan sudah mendarat di Bandara Kertajati” Seru Mba Ossa.

“Alhamdulillahirobbil alamin” .… serempak menjawab. Rasa senang tersurat… sekaligus makin tegaang…

***

Menit berlalu semakin terasa begitu cepat, bolak balik dari terminal penumpang ke wisma Soumpil cukup menguras tenaga tapi semua dijalani ikhlas dan ceria.

Ikutan milah tiket batik air di lantai 2, ngebroadcast agar tamu undangan datangnya nggak terlambat serta diskusi seru disaat ada request untuk mengubah seat bisnis bagi tamu VVIP… allaaamaaax, tim PT BIJB pucat, EO terdiam… akupun ikutan.

Tapi…. semua harus dipecahkan. Ayo kita diskusi-kordinasi dan berdoaaaa..

Allahu Akbar… Allaaaaahu Akbar… dst.

Awal adzan dhuhur menghenyakkan kami, “Wadduh waktu sebentar lagi, Tiket garuda belum tuntas trus yang Batik Air juga masih proses, Gimana dong?” Suara Winda dan Poppy barengan.

“Yuk kita jamaahan dulu, nanti bagi tugas untuk ticketing di Terminal penumpang dan disini” suara pa Arief BIJB menenangkan, semua setuju. Bergilir ambil wudhu dan berjamaah di Mushola Wisma Soumpil…

Bismillah.

***

Photo : Para Tamu undangan mengerubuti meja ticketing/ photo by mr.HPshut.

Meja penerimaan sudah siap di Terminal penumpang didepan counter keberangkatan…. langsung para tamu undangan yang semangat sambil tak lupa menunjukan undangan masing-masing. Kolaborasi Tim BIJB-EO-BiroSPIBUMD yang langsung dipimpin Pa Plt Kabiro menjadi petugas pelayanan tiket #salutpakbos.

Photo : Tim Sarek begaya duyuu/dokpri.

Kesibukan dimulai, semua ingin dilayani dan nggak mau ketinggalan terbang… alhamdulillah semua berjalan lancar. Meskipun ada keterlambatan pelayanan dan kekurangan lain… ya harap permaklumannya atuh, baru sekarang ini teh… nembean jadi pelayanan ticketing di bandara.

Photo : Counter Ticketing di Wisma Soumpil sedang persiapan/dokpri.

Begitupun di Wisma Soumpil para tamu undangan VIP dan VVIP berdatangan. Kordinasi via telepon dan WA begitu kencang dan semua mulai merasakan ketegangan yang lebih tinggi.. wow… ded.. deg… deg.

Para tamu VIP dan VVIP diarahkan ke dalam Wisma Soumpil.. nah para ajudan, sekpri, dayang dan pendampingnya yang sibuk dan agak riweuh karena memang tidak persis seperti proses check in di bandara… ini mah spesial sehingga perlu kesabaran dan ketulatenan… sekali lagi… mohon maklum, ini yang pertama… please.. please.

Diriku juga ikutan pontang panting, termasuk jaga portal yang masuk wilayah halaman Wisma Soumpil karena banyak tamu undangan yang ‘maksa masuk’ padahal sebenernya ticketingnya di area terminal keberangkatan penumpang….

Cemunguutz eaaa… sama pa Okat dan Indra, lupakan jabatan sejenak… melebur diri menjadi pelayan yang baik… kemoooon.

Photo : Photo bareng Ibu Bupati Cirebon & Bu Kabag BuMd/Dokpri.

Untungnya diriku, pa Plt Kabiro, para Kabag dan kasubag ama staf di Biro SPIBUMd dikasih baju Koko seragam dengan Tim BIJB sehingga terlihat kompak melayani sebagai ‘petugas BIJB’… layani dengan tulus dan ikhlas ya guys…

SIAppp….

Photo : Begaya dulu yaa… /Dokpri.

Undanganpun mayoritas berbaju koko putih, beriung di meja Ticketing dan mulai tidak tertib… tapi dengan kecekatan ala petugas bandara, Bu Ira dan bu Leni tandem juga dengan bu poppy & tim BIJB melayani dengan cekatan dan sabar, karena mulai muncul keluhan.

Begitupun tamu undangan VIP dan VVIP di Soumpil mulai gerah dan ditambah banyak undangan yang mendatangi counter di Soumpil padahal jelas seharusnya ke terminal Penumpang….

Keringat bercucuran… dag dig dug… derrr.

***

Ketegangan semakin tinggi, pembagian tiket dengan menit waktu terus berlomba menuju saatnya boarding yang semakin dekat…. kami harus segera tuntaskan karena pesawat Batik Air akan terbang duluan.

Diriku dan bu Kabag BUMd harus menyerahkan tugas kepada Tim BIJb khususnya yang Tamu VIP dan VVIP dengan pesawat Garuda… bu Winda & Bu Putri yang masih standbye

Wayahna nya geulis….

kami berlari menuju pesawat dengan sebelumnya menyerahkan tiket ke petugas… boarding cuuuy.

***

Photo : Berpose sebelum naik pesawat/WA indra.

Sebelum naik pesawat, kami berpose bersama kru batik air dengan membawa spanduk ‘Historical Flight’... rasa lelah dan lapar tergantikan bahagia karena sesaat lagi… penerbangan perdana pesawat komersial yang bersejarah akan dimulai.

Tik.. tok.. tik… tik.. tok

Suasana dan situasi di dalam pesawat menjadi cerita indah selanjutnya.

Bersambung ke Historical Flight Kertajati Jilid 2.

Wassalam (AKW).

Batik Air Ke Kertajati PP

Sebuah puisi Penerbangan Komersial Perdana dari Husein Ke Kertajati

Sore yang cerah di bandara husein
Batik air bersiap para tamu di absen
Undangan yang hadir 100 persen
Pejabat, ulama, kepala daerah juga beberapa dosen.

Semua duduk di kursi yang tersedia
Termasuk para kuwu dan camat dari majalengka
Pimpinan OPD dan Direksi bersua
Dalam rangka sebuah penerbangan perdana

Batik Air ID 8170 Airbus 320
Bikin semua tamu bertepuk tangan gemuruh
Suasana haru sangat berpengaruh
Gema syukur kalahkan riuh dan gaduh

Menjadi pesawat komersial pertama
Yg berangkat dari Bandung mendarat di Bandara Kebanggaan kita
Bandara Kertajati di Majalengka
Provinsi Jawa Barat Berjaya.

Perjalanan bersejarah ditorehkan
25 menit diangkasa menyenangkan
Pendaratan mulus penuh ketenangan
Tamu undangan kembali bersorak kegirangan.

Semua atas jin Allah Yang Maha Kuasa
Merangkai ihtiar dengan semangat baja
Berpegang tangan kerja bersama
BiJB – Pemprov & Pihak lainnya

Bahu membahu bekerja keras
Untuk wujudkan bejibun tugas
Ngurusin tiket bekerja cerdas
Akhirnya tugas perdana tuntas.

Alhamdulillahrobbil alamin. 250518 (AKW).

Cerita Ramadhan – Mancing yuk.

Menunggu waktu berbuka puasa dengan berbagai aktifitas yang menyenangkan, salah satunya mancing lho… mancing sesuatu.

Photo : Kolam pemancingan dilihat dari tempat persembunyian/dokpri.

Menanti berbuka puasa setelah shalat asyar dikenal dengan istilah ngabuburit… malah dipanjangin kata kitu menjadi ‘Ngabubur beurit’ (membuat bubur tikus), nggak ada korelasinya bukan?… tapi sebagian besar aku dan teman2 di kampung ini meng-amini kepanjangan kata tersebut. Pemahaman kolektif tentang arti nggak nyambung tapi sepakat…

Ngabuburit ini beragam aktifitas beraneka kegiatan, yang ideal ya.. Tadarus, pengajian, ngikutin taklim, pesantren kilat dan kegiatan keagamaan lainnya. Tetapi bagi aku yang menyenangkan adalah main… main dan main…. bisa petak umpet, kucing-kucingan, sondah, sorodot gaplok, rerebonan, gatrik, perepet jengkol jajahean hingga main lodong sang meriam bambu… eh nggak lupa juga main layangan, nyalain petasan dengan berbagai varian seperti petasan cecengekan, petasan banting, mercon, petasan buntut beurit (ekor tikus) hingga petasan segeda kepalan tangan anak-anak. Terkadang juga ikutan mancing serta berenang di sungai… pokoknya menyenangkan dech.

Oh iya kadang juga terinspirasi oleh buku Enid blyton ‘5 Sekawan’ dan acara Pramuka, maka kami berlima menjadi detektif cilik yang melakukan acara ‘mencari jejak’ menelusuri perkampungan, sawah, sungai dan kebun hingga pinggir hutan sekitar rumah… sambil tidak lupa mengumpulkan tambahan buat berbuka puasa seperti tomat, bonteng eh mentimun, jambu air, jambu batu, pepaya serta terkadang dapet belut ataupun ikan kehkel.

Ada yang menjadi George, Julian, Dick & Anne serta yang apes berperan jadi Timmy si anjing setia. Berjalan bersama dengan mengendap dan waspada, mata fokus untuk mengamati hal yang mencurigakan ataupun buah-buahan ranum nan masak yang siap petik. Pemeran Timmy yang bawa tas untuk menampung hasil para detektif cilik.

Bukan mencuri lho, karena ngambil buahnya di kebun paman dan ua ataupun kebun sendiri. Klo belut biasanya sambil bawa alat pancing khusus dan aktifitasnya disebut ‘ngurek.’

***

Hari ini off dulu jadi detektif karena kawan-kawan banyak yang berhalangan. Agus dan yayan lagi bantuin ortunya di warung, opik ngejar target ngarit (menyabit rumput) untuk domba kesayangan, dan Deni Adut serta Cacan kayaknya nggak enak body… akhirnya mondar mandir sendiri sambil berpikir keras, “Ngapain ya?”

Berjalan di halaman rumah, trus keluar menuju kebun diatas bukit. Naik ke dahan jambu klutuk sambil melihat suasana. Tadaaa…. disebelah selatan berjajar kolam ikan besar dan tepat di dekat rumah Pa Hamzah, orang-orang sedang asyik ‘kongkur‘… itu sebutan untuk mancing bareng2 di satu kolam. Terlihat wajah-wajah serius yang memandang lurus ke arah kolam, melihat ‘Kukumbul‘ (apa ya bahasa indonesianya??)… penanda bahwa alat pancing itu disambar ikan atau tidak… heningg dan tegaang.

Tring…… aku ada ide.

***

Segera ke kamar dan membuka laci meja belajar… ahaa masih ada stok petasan sebesar ibu jari. Trus ke warung beli kertas pahpir atau papir yang buat linting tembakau dan dinyalakan jadi rokok kretek dadakan. Nggak lupa juga korek apa gas. Trus ambil kertas bekas kalender untuk dibentuk jadi sesuatu.

Berjalan riang menuju lokasi pemancingan. Sambil membawa perahu kertas yang telah dipasang petasan dengan sumbunya yang dibungkus kertas pahpir… tujuannya untuk memperlambat sumbu petasannya terbakar.

Tiba di pinggir kolam.. pelan-pelan mencari tepian yang tidak ada pemancing. Sehingga tidak mengganggu para pemancing yang sedang konsentrasi dengan ‘kukumbul‘ masing-masing. Lagian mereka nggal ngerasa keganggu kok, lha wong cuman anak kecil yang ikutan nimbrung sambil main kapal kertas di pinggir kolam.

Setelah puas bermain kapal kertas, misi dimulai. Dengan gerakan rapih tersembunyi, ujung kertas papir dinyalain pake korek gas. Trus perahu kertas di simpan ke air kolam dan dibuat ombak dengan tangan sehingga pelan tapi pasti perahu kertas bergerak ke tengah kolam…..

Jengjreng…..

Aku beringsut perlahan seolah sudah bosan bermain di pinggir kolam yang sunyi padahal banyak orang. Maklum memancing di bulan ramadhan khan nggak bisa sambil merokok dan cemal cemil hehehe….

Mundur perlahan.. mundur… mundur dan pergi meninggalkan area kolam seolah bosan dengan permainan… menuju bukit kecil dekat kebun yang lokasinya lebih tinggi dari kolam, padahal perasaan tegang takut petasan yang tersembunyi di tengah perahu kertas keburu meledak.

Seperti yang diperkirakan… para pemancing cuek bebek dengan kehadiran dan kepergianku… betul2 konsentrasi. Sesekali terdengar umpatan karena umpannya habis ikannya nggak ada. Tapi di seberangnya tersenyum karena kailnya disantap ikan mas atau gurame…. ditarik seeeeeet pancingannya dan diangkat ikan yang meronta di atas air tersangkut kail, ada juga yang baru nglempar mata pancing ehhh… langsung disambar ikan…. istilah singkatnya ‘Clom Giriwil’.

Ikan yang didapat, dilepas dari mata kail dan akhirnya berpindah ke korang (tempat ikan) yang dibawa masing-masing.

***

Tepat 4 menit setelah itu…. Duaarrrrrrrrrrrrrr!!!!!……… Suara petasan ditengah kolam membuyarkan konsentrasi.

“Wadaaaw….”
“Naon etaa?”

“Koplxxxk….!!!@#$%!!….”

Gujubar…!!!!

Ada yang melompat ke belakang ada juga yang harus terjatuh ke kolam karena reaksi kekagetannya.

Aku terdiam di ketinggian, sambil senyum dikulum, “Proyek tuntas tas tas….” dengan badan tetap merunduk terhalang semak, hawatir membuat para pemancing sadar bahwa aku adalah pembuat keonaran.

Lembayung sore menemani para pemancing yang mulai berkemas dan tak sedikit yang masih menggerutu. Akupun pulang dengan cerita ngabuburit yang menegangkan dalam proyek perahu kertas kesayangan… met berbuka puasa kawaan.

Wassalam (AKW).

Kopi Bonteng Cimanong

Menikmati seduhan kopi ‘Diq Coffee’ Cimanong, sajikan rasa dan sebuah kata, Ceria.

Biji kopi arabica yang tersaji sudah ready untuk dihaluskan menjadi remah-remah biji kenikmatan oleh Willman grinder kesayangan. Biji kopi Java Preanger dari dataran tinggi Bandung Selatan tepatnya wilayah Cimanong Ciwisey dengan merk dagang ‘Diq coffee.’

Disaat berjumpa dengan penjualnya seorang ibu yang gesit melayani pertanyaan dari para pengunjung standnya di acara Ngopi saraosna Volume 5 yang di gelar di sabuderan gedung sate beberapa waktu lalu (11-12 Mei 2018). Kalau Arabica Java sudah relatif akrab di lidah dan terdapat karakteristik umum yang memiliki kemiripan dengam merk lain yang berbasis kopi jabar.

Ibu ini.. penjual kopi Cimanong.. aduh lupa namanya. Mengklaim bahwa kopinya miliki unique taste yaitu klo nyeduhnya tepat akan mengeluarkan taste bonteng.

Tau bonteng nggak?.. itu bahasa sundanya sahuran yang pasti banyak orang suka yaitu bonteng… eh kok bonteng lagi. Maksudnya Mentimuuun… yang buat kids jaman old pasti akan inget sama si Kancil. Kenapa ingat?.. karena si Kancil sering mencuri ketimun hehehehehe.

Beli aja yang ukuran 250 gram, bean siap dinikmati.

***

Penasaran dengan obrolan tersebut maka akhirnya saat ini bisa dicoba sensasi rasa yang katanya muncul bonteng… eh mentimun atau timun. Senjata andalan siap : V60 – filter paper – goosseneck ketlle – termometer dan air mendidih. Setelah dibiarkan beberapa menit, air raksa di termometer bergerak ke 91 derajat celcius…. saatnya tibaa….

Currr…. puterrr pelan searah jarum jam… puterr. Brenti dulu, biarkan proses blooming bereaksi sebelum terjadi proses extraksi dan jikalau di nikmati, proses ini menjadi atraksi tersendiri.

Curr lagi… puteeer.
Curr…..

Extraksi terjadi dan… tetesan cairan penuh keharuman mulai mengisi bejana benong.. eh bening, menetes perlahan tapi pasti. Tetesan berkumpul berama teman-temannya sehingga menyatu dan menghasilkan sajian minuman sehat yang menenangkan..

Kupiiii… kupiiiii… ayah kupiiik, ah jadi inget si kecil yang sudah terlelap dalam tidurnya didalam dekapan istri tercinta. Nggak kebayang klo masih bangun, pasti ikut sibuk ikut ngatur dan ingin megang semua yang ada…

***

Setelah kopi tersaji dalam gelas mini kesayangan, saatnya ritual terakhot untuk menikmatinya. Menyeruput… terus membiarkan tergenang di lidah dan bawah lidah agar bisa dicecap sensasi rasa yang ada.

Emmh…
Emmh… enaak.

Bodynya lite, Acidity medium high, Aroma oke dan tastenya yang di dapat ada sedikit cocoa serta brown sugar. Untuk rasa yang lebih spesifik… sruput segelas lagii….. biarkan menggenangi mulut… ada rasa asam seger, tapi agak sulit mendefinisikan. Coba konsentrasi dan membayangkan rasa buah mentimun alias bonteng yang menyegarkan……

Tapi belum muncul,… ya sudahlah mungkin cara manual brewnya kurang sempurna sehingga sang rasa tak bisa bersua… yang penting mah kopinya enak… suwerr dech.

***

Karena masih penasaran dengan rasa mentimun maka diabadikanlah kopi hasil menyeduh malam ini bersama irisan bonteng/mentimun yang kebetulan termasuk dalam skuad buka puasa tadi pas magrib…

Supaya lebih lengkap sesuai kearifan lokal, bahwa jodohnya mentimun atau bonteng itu adalah kerupuk…. tanpa ragu dihadirkan juga… cetreek.

Selamat ngopi guy….
Wassalam (AKW).

Cerita Ramadhan – Suara paling keras

Rasa penasaran di balut keberanian memghasilkan pengalaman tak terduga, cekidot.

Hari keenam shaum terasa begitu menyenangkan. Karena waktu buat main banyak bingiit hehehehe. Maklum awal shaum itu sekolah libur trus ntar masuk sebentar… eh libur lagi sebelum lebaraaan sampe.. nanti lebaran usai. Jadi waktu bermain jauh lebih banyak.

Meskipun tetep urusan ibadah romadhon mah nggak ketinggalan. Ikutan sholat isya trus tarawih, shubuh berjamaah, pengajian bada shubuh sambil terkantuk-kantuk tapi jangan lupa tanda tangan penceramah di buku ringkasan ceramah yang dibagikan pihak sekolah.

Oh iya, aku sekarang kelas 5 sekolah dasar ya. Di sebuah SD Negeri Inpres di Barat Daya Kabupaten Bandung.

***

Selesai ceramah shubuh, saatnya lari pagi bersama teman-teman menuju perkebunan teh yang terletak tidak jauh dari rumah. Ya sekitar 1 km mengikuti jalan kecamatan yang beraspal plastik, itu lho yang aspalnya tipis dan langsung terkelupas kalo ujan gede. Meskipun tentu butuh energi dan berkeringat, tetapi bersama teman sejawat, berpeci dan sarung di selendang di badan menyongsong mata hari terbit adalah momen yang tidak terlupakan.

Apalagi menghirup udara segar di kebun teh yang menghijau, makin semangat dan bergairah bercanda gurau dengan teman-teman.

Meskipun godaan selalu ada dimana-mana, terutama kumpulan embun yang terjebak di dedaunan terasa menyegarkan jikalau diteguk… tapi ingat shaum lho hehehehe….

***

Di siang hari, ba’da shalat dhuhur di mesjid dan tadarusan, saatnya bermain……

Pilihan permainan siang menuju sore ini adalah main ‘lodong‘. Tau nggak lodong?…

Itu nama untuk permainan meriam bambu yang akan menghasilkan suara keras.. Bummm… bummm… buumm dan menggetarkan perasaan juga tanah di sekitar tekape.

Tapi jangan khawatir kawan, itu hanya suara aja kok. Peralatannya adalah sebuah bambu sepanjang 1 meter dan dipilih yang kuat serta kekar, biasanya jenis bambu awi gombong. Seperempat liter minyak tanah dan sebungkus karbit serta jangan lupa kain bekas plus bambu sebesar jari tangan dan korek api sebagai pemantik meriam agar menghasilkan suara yang membahana.

***

Dari 2 hari sebelum shaum rutinitas meriam bambu ini telah berlangsung. Betapa menyenangkannya mendengarkan suara …. Bummmm!!!! Mengarah ke bukit sebrang rumah dan dibalas dari sana suara.. Bumm!!.. bumm!! Juga. Menyenangkan pokoknya.

Tapi ada yang menggelitik hati karena merasa suaranya kurang kenceng…. padahal pa RT udah protes karena ngganggu tidur siangnya hehehehe…. harap maklum anak-anak.

Jadi komposisi minyak tanah dan bongkahan kecil karbit setiap saat terus ditambah, terasa powernya makin mantabs.. tapi tetep nggak puas… ini mungkin sifat dasar manusia yang selalu tidak puas… dan sifat seorang anak yang selalu penasaran, jadi…..

Sekarang sudah siap di tebing bukit di atas rumah. Meriam bambu siap, jerigen kecil minyak tanah dan 1 kg karbit sudah siap diracik. Karena ingin suara maksimal. Karbit yang berbentuk bongkahan segera masuk ke dalam bumbung meriam, disusul dengan cairan minyak tanah…… yang bereaksi membentuk seperti air mendidih…. wah kayaknya paten nich. Setelah dibiarkan 5 menit terjadi reaksi kimia. Sumbat kecilnya dibuka dan tanpa khawatir. Langsung disulut oleh penyulut berupa potongan bambu yang ujungnya berapi.

Satu… dua… tiga….

Blawwww…….. tak ada suara. Hanya seberkas cahaya silau dan kemerahan… sunyi. Tidak ada suara meriam yang membahana. Aslinya…. sepi… sunyi dan senyap.

Tiga detik saja kemudian gelap.

***

Disaat membuka mata terdengar isak tangis ibunda dan suara berat ayahku, “Alhamdulillah Jang, kamu nggak apa-apa”

Aku terdiam, “What happen?” (Gaya yach pake english. Wkwkwkwk).

Suara isak tangis dan nafas lega terdengar dari kanan kiriku, ternyata setelah kesadaran terkumpul sempurna, Aku berada di tengah rumah… dan banyak tetangga yang berkumpul disini, “Ada apa ya?” Agak bingung memikirkannya. Padahal tadi khan lagi main meriam bambu di kebun.

Tangan bergerak reflek dan pas dilihat kotor dengan bercak minyak tanah dan sisa karbit, begitupun wajah camerong eh cemong eh… pokonya item-item gitu kaya tentara yang lagi latihan perang. “Apa yang terjadi ayah?”

Ayah tersenyum dipaksakan, wajahnya membesi, “Syukur kamu selamat Jang. Mulai sekarang kamu stop main meriam bambu!!!!” Aku hanya mengangguk mendengar suara tegas ayahku.

Ternyata meriam bambu yang dinyalakan tadi menghasilkan suara yang super membahana dan mengguncang sekampung Pasanggrahan saking kencengnya. Sekaligus si meriam bambu telah hancur berantakan menjadi serpihan kecil dan cairan minyak tanah serta karbitpun mancawura (amburadul), menyisakan seorang anak yang terkapar bermandikan minyak tanah serta sisa karbit plusserpihan kayu.

Anak itu pingsan.
Anak itu Aku.

***

Kesimpulan yang kudapat ada dua, pertama Makasih Yaa Allah masih diberi perlindungan sehingga tidak terluka ataupun gendang telinga alami kerusakan.

Kedua, sekarang baru tahu bahwa bisa mendengar sendiri suara paling keras selama hidup ini, bahwa “suara paling keras itu adalah SUNYI.”

Wassalam (AKW).

Kopi Arjuna Cibodas Lembang

Nyeduh kopi di malem hari, kopinya Arabica Full wash Kopi Arjuna Cibodas Lembang KBB.

Tetes hujan menyentuh genting dan turun menyentuh tanah menemani aktifitas ritual malam ini, hari kelima ramadhan.

Maafkan jika bukan tentang ibadah ramadhan yang hendak dikupas dalam coretan jari dimalam ini. Karena ibadah ramadhan adalah janji diri dan komitmen masing-masing muslim muslimah dalam mengisi dan memanfaatkan bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan Allah SWT serta bulan yang full bonus pahala berlipat ganda bagi umat yang ikhlas dalam ibadahnya.. Aamiin.

Suara tetes hujan terus membesar menemani ritual unboxing produk kopi jabar yang ke sekian… sekarang saatnya membuka tabir bungkus warna perak Kopi Arjuna Full wash, produksi dari Gapoktan Kopi Arjuna daerah Cibodas – Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan label halal dari MUI, Dinkes P-IRT 210321700010445.20 dengan Indikasi Geografis ID 0000000022 merupakan salah satu Java Preanger Coffee yang tersertifikasi.

***

Nggak pake lama… nyeduh pake V60 perbandingan 1 : 12 putaran searah jarum jam dengan suhu air 91 derajat celcius…. jessssss….. pas pisan suasana hujan ninyuh kopi… nikmat.

Sebagai bagian dokumentasi, diabadikan dulu seraya disuruput… enaak weh. Salah satu Kopi Arabica Java Preanger akhirnya bisa dinikmati. Body medium, high Acidity, sweetness dan taste balance menyeruak membuat lidah bergoyang, bikin tengah malam ini jadi ceria.

Untuk rasa spesifik ada floral… duh agak kurang sensitif nich lidahnya. Soalnya semenjak shaum berusaha hindari gula… tapi kolek pisang dan cendol bikinan mertua susah buat nolaknya. Jadi agak sulit merasakan sensasi fruittynya.. hapunten nya.

Ya udah ah… harus segera bobo.. khan besok sahur hari kelima… insyaalloh. Wassalam. (AKW).