Pertolongan tak terduga.

Suntuk dan kecewa itu manusiawi, ikhtiar tiada henti yang menjadi nilai hakiki dan Doa sebagai senjata utama.

Terik mentari membakar bumi di siang yang penuh janji. Beberapa kali harus bolak balik melewati lapangan upacara yang sekaligus halaman kantor tempat berkarya dan mengabdi. Berjalan cepat kesana kemari demi menghadiri dua acara rapat ditambah satu sesi diskusi.

Photo : Peserta Nego yang tak sampai kata sepakat /Dokpri.

Hingga akhirnya bel jam istirahat berdentang, memberi secuil harap untuk rehat sejenak dari kesibukan yang telah diawali sejak pagi tadi. Belum lagi hati masih sedikit sakit eh… dongkol, karena di komplen oleh bos besar di acara rapat kedua karena dianggap tidak kompeten dalam melakukan negosiasi… sial bingit… mimpi naon tadi malem.

Untungnya support dan aneka candaan dari bos lain bisa meredam luka ini… ahiw segitunya… bukan luka sih.. cuman baret baret tapi perih pas kena air…..ternyata di komplen di forum rapat itu nyesek bangeet. Terasa hati mengeras tapi nelangsa, ingin meneteskan air mata takut disebut cengeng padahal… hanya mau membasuh bola mata yang terlalu lama dipakai melihat rentetan dosa… hahaw mellow.

“Nggak bisa nego lo..”

Nggak bakat jadi negoisator kamu..”

Ah terngiang kembali teriakan dan omelan yang menyasar mental memukul perasaan. Bangkitkan gusar hadapkan kegamangan.

Sedih?…. pasti.

Kecewa?… iyaa.

Trus lu mau gitu terus?…. euh ya enggak lah.

Diskusi sengit di dalam rongga otak membangkitkan semangat. Memberi secercah harapan dan sekuah keinginan, ingin bisa nego sama pihak lain

Pengen bisa menyampaikan tujuan dan ajakan kepada pihak lain tanpa terasa menggurui apalagi memerintah, ow gampang-gampang susah.

Moo nyari buku ke Gramedia atau Togamas udah nggak bakalan sempet, googling macet karena wifi di kantor internetnya lagi ‘under maintenance’ akhirnya pasrah saja dengan kenyataan. Sementara satu negosiasi lagi harus dihadapi sore ini.

Waktu terus berlalu seiring nafas memburu. Sementara diri ini semakin galau karena makin dicari eh makin susah tuh teori negosiasi ditemukan. Akhirnya kembali kepada kepasrahan kehadirat Illahi Robbi, Allah Azza Wazalla. Tengadah tangan meminta berpadu dengan wajah tertunduk, berusaha khusyuk berdoa.

*****

Ternyata takdir kehidupan sulit ditebak, hingga tamu datang, aku masih kelu khawatir salah ngomong salah ucap sehingga nego-negonya merugikan pihakku atau malah tidak bernego alias batal. Duuh… gimana nich….. itu lamunan yang makin menekan rasa ini.

Tiba-tiba ada yang nyolek pinggangku, “Pak kenapa wajahnya kusut banget, nggak seperti biasanya?” Kakek tua tukang taman di kantor menyapa… tumben.
Berceritalah dengan lancar, masalah besar yang dihadapi dan akan segera tiba beberapa menit lagi.

Kakek tua tersenyum, “Gampang itu mah pak, kebetulan kemarin baru mudik dari Cianjur. Ini aja digayem (dikunyah) sambil baca Alfatihah. Insyaalloh pertemuan sore ini lancar.” Sebuah komentar ajaib dari sang tukang beberesih taman yang selama ini jarang ngobrol. Paling cuman menegur sambil berbagi senyum. Tangannya menyodorkan 5 butir manisan buah.

“Hatur nuhun Ki” Tak banyak bertanya karena waktu udah mepet. Segera 5 butirnya masukin mulut hingga bejubel. Dikunyah tergesa-gesa, terasa manis dan sedikit rasa asam yang menyegarkan. Tidak lupa baca Alfatihah sesuai anjuran kakek tua tadi.

Amazing….. Pertemuan sore itu berhasil gemilang. Negosiasi lancar, pihak tamu merasa nyaman dan bos besarpun tertawa lebar mendengar hasil dari kesepakatan.

***

Adzan magrib berkumandang sesaat raga ini masuk kembali ke ruang kerja. Tidak ada suasana lelah karena berganti riang dan satu map berkas kesepakatan. Case closed.. alhamdulillah.

Photo : Manisan buah Lobi-lobi yang menyegarkan / dokpri.

Penasaran dengan manisan buah yang diberikan si Aki. Segera search di jagad maya, tak sulit menemukan buah ajaib penggugah semangat negoisasi, yaitu buah Flacourtia Inermis atau disebut juga Batoko plum… dan nama gampangnya adalah buah Lobi-lobi… heuheuheu.

Disclaimer : ini hanya tulisan fiksi ya gan. Tapi bener loh, manisan lobi-lobi cocok pisan dinikmati sebelum nego dengan pihak lain. Dijamin lobi-lobinya lebih lancar. Wassalam. (Akw).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

15 thoughts on “Pertolongan tak terduga.”

  1. Mantap negonya pak berkat buah lobi2…😃😆 dan pastinya itu buah kepasrahan dan kesabaran 👍👍
    Punten malah komen mlm2 begini…punten bos abdi br terbangun sehabis td siang kelelahan putar2 💃👪

    Like

  2. Deuh.. Manisan buah kasedep eta mah….. Beli ah.. 😊
    Bisa buat pelipur lara jg kan… Rumaos nuju seueur ‘lara’… 😑

    Like

  3. Ari Bapak …nu pinter nego mah ibu ibu atuh, biasa …nego di pasar.
    Tah cingcirining laki-laki yg pinter nego, laki2 yg suka ilu biung di pasar….😅😆

    Like

Leave a comment