Delay & Teh Tawar Dingin.

Delay itu sesuatu bro!!, bikin nyesek sama sedih.

“Berhubung alasan operasional, Pesawat Lion Air dengan Nomor penerbangan JT 953 jurusan Bandung, akan diberangkatkan pukul 19.50 waktu setempat. Atas keterlambatan ini kami mohon maaf.”

Suara merdu sang petugas terasa mengeruhkan hati, memaksa menekukkan wajah menambah keluh dan desah nafas tertahan dari para penumpang yang berharap cemas dari tadi.

“Euh delay euy” gerutu bapak tambun yang duduk membelakangi dengan logat sundanya. Terasa menjadi suara aspirasi yang sama tetapi sudah dikumandangkan orang lain lebih dulu. “Ternyata nggak sendirian yang bete karena pengumuman delay ini.”

Pengumuman delay terus beruntun. Diawali dari maskapai Lion Air, Air Asia, Wings Air hingga Citilink serta Garuda Airways… “Wah gaswat nich, jangan-jangan cuaca yang nggak ngedukung”

Rasa penasaran menggerakkan langkah menuju sisi bandara yang bisa melihat lebih dekat ke landasan pacu. Ternyata hujan sangat lebat, mungkin ini yang jadi penyebabnya. Dengan langkah gontai, kembali ke kursi yang setia menemani di ruang tunggu. Kursi yang tak bergeming meski hilir mudik manusia berpindah tempat, ia tetap mematri diri dengn lantai marmer di ruang tunggu Bandara Lombok International Airport (LIA).

Delay menjadi momok (arti dalam bahasa jawa yaa…) bagi para penumpang pesawat udara. Karena berarti waktu yang terbuang dan kesempatan yang sudah digadang-gadang bisa berubah seketika. Menjadi rentetan delay atau keterlambatan lainnya. Klo buat penumpang direct flight ya tinggal sabar menanti untuk diberangkatkan, tapi buat penumpang transit dan melanjutkan dengan penerbangan lain bukan penerbangan lanjutan bisa berabe, bisa ditinggal take off oleh pesawat lanjutannya.

Ah udah ah dari pada termangu malah melamun dan kerap menggerutu atau mencerca maskapai penerbangan, lebih baik waktu yang tersisa digunakan untuk hal-hal yang berguna. Segera menuju mushola, berwudhu lalu jama qashar magrib-isya sebagai bagian dari kewajiban sekaligus berserah diri atas semua keadaan ini.

Nah pas beres sholat, kok kepengen minuman dingin, tapi tanpa gula dan turunannya.

“Tapi air mineral dingin udah bosen, minum apa ya?”…

Bergerak menuju lemari pendingin di salah satu toko di ruang tunggu bandara ini. Berbagai merk minuman teh bergula menyambut dengan suka cita. Berjajar Freastea, Frutty, Teh Sosro, Teh melati, Green tea hingga Thai tea… uh yummy.

Tak kehabisan akal, segera tanya ke pelayan, “Mbak ada Teh dingin tanpa gula?”

“Ada pak, ini ada 2 dari Teh sosro. Ada yang less sugar dan rasa yang tawar”

Hati agak sanksi dengan yang less sugar, yakin ada gulanya meskipun seemprit. Nah yang ‘Teh Tawar’ ini baru denger. Iya beneran ada. Tapi sebelum dibayar ada tulisan ‘Tawar‘, ya udah ditawarlah harganya.

Eh si mbaknya nya marah. Cemberut. Akyu yang bingung, karena khan sesuai dengan tulisan di botolnya untuk di-tawar dulu.

Nggak percaya?… nich gambarnya.

Tapi dari pada nggak jadi minum teh tawar yang sudah diidamkan sejak tadi, perseteruan tawar menawar tak dilanjutkan. Segera membayar sesuai dengan harga yang disebutkan.

Apalagi terdengar suara sendu eneng petugas, “Perhatian-perhatian, para penumpang pesawat udara JT 953 jurusan Bandung, dipersilahkan memasuki pesawat udara melalui pintu 2!!!”

“Alhamdulillahirobbil alamin”

Segera berlari menuju petugas yang berjaga di pintu terakhir sebelum menuju pesawat. Perlihatkan katepe dan tiket sambil mulut notor teh tawar dingin ini… enakkk. Wassalam.

Bismillahi Mazreeha Walmursaha Innarrobbi Laa Gofurrurrohim. (Akw).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

8 thoughts on “Delay & Teh Tawar Dingin.”

Leave a comment