Sensasi Kuliner Nostalgia

Melanglang nostalgia melalui indera perasa, mengingatkan memori masa silam yang sekejap sesaat dan nikmatt.

Photo : eskrim 3rasa/dokpri

Masa kecil adalah masa yang indah, sebuah ungkapan yang terasa mengena dan langsung membekas disaat bibir bersentuhan dengan buliran lembut es krim 3 rasa bercorong coklat muda.

Rasanya masih sama…. disaat dahulu, 30 tahun lalu bercanda ria di alun-alun Bandung bersama kedua orang tua.

Rasanya masih sama………. racikan eskrim lokal yang diolah tradisional rumahan. Dicecap lidahku yang mungil jaman harita. Kembali terbayang teduhnya alun-alun, ceruanya anak-anak yang bermain ceria. Juga tukang photo polaroid yang saat itu terlihat begitu canggih karena photo langsung jadi. Syaratnya hasil photonya di kipas-kipas dulu supaya gambarnya segera muncul.

Sekarang rasa itu kembali hadir dengan harga Rp 3.000,- , eskrim cone yang begitu ngangenin. Mencair di bibir membawa rasa tiada hingga, melupakan sesaat masalah hidup dan kerjaan yang ada. Menjelma sesaat menjadi anak kecil yang tak punya beban masalah kehidupan. Me-lamotan eskrim tiga rasa dengan nikmat tiada tara di saat mentari begitu garang memanggang hari.

Ya siang ini sensasi masa lalu 31 tahun silam seolah kembali lagi, hadir sesaat meskipun hanya berhitung menit yang akhiri oleh prosesi habisnya eskrim tiga rasa tandas tak berbekas di halaman Pusdai Jawa Barat, menanti waktunya sholat jumat tiba.

Sesi kuliner kenangan tidak hanya oleh secorong eskrim, karena ada juga semangkok sajian yang menjadi jajanan wajib semasa menjadi mahasiswa… ya sekitar 18 tahun lalu.

Apa itu?…

pasti para pembaca tau dech..

CUANKI…

Hayooo pasti pada tau khan?… Sajian semangkok baso berkuah ditambah tahu putih, siomay dan jika mau tambah kenyang untuk modal perkuliahan siang hingga malam… ya tambah indomie sebagai pelengkap penyempurna. Paten pokonya mah.

Jangan lupa saus sambalnya agak banyakan… pedas merangsang keringat untuk mengucur, memberi sensasi kegerahan yang menggembirakan. Trus jangan salah guys, istilah cuanki bukan bahasa dari negeri tiongkok tapi istilah asli yang muncul di tanah priangan yang miliki arti nasional, Cuanki kependekan dari ‘Cari UANg jalan kaKI’ jadi ngider membawa baso dan kawan-kawannya lengkap juga panci dan kompor yang menjamin air kuah panci tetap panas menggelegak sepanjang hari.

Ingin rasanya makan cuanki lengkap dengan indomienya, apa daya sang protokol melarang. Tapi urusan dokumentasi tetap jalan. Tinggal menunggu yang jajan datang dan minta ijin di photo…. mangkoknya bukan orangnya. (Soalnya ada yang ge-er disangka moo photo wajah trus ngarep jadi viral, ampyun dech!!).

Jadi dech kenangan kuliah melintas lengkap di pikiran, pa lagi jaman harita masa-masa duit terbatas. Semangkok cuanki kumplit dan bonus semangkok kuahnya doang sangat cukup mengganjal perut hingga malam menjelang. Sekarang harganya Rp 10.000,- per mangkok dengan status kumplit termasuk indomie 1 bungkus.

Photo : Mamang Cuanki & teteh Eskrim/dokpri.

Yang penasaran, ditunggu ama teteh tukang eskrim dan mamang Cuanki di halaman depan Pusdai Jabar. Khususnya hari jumat, ya jam 10an. Karena selain aneka kuliner juga di jalan raya arah timur adalah pasar kaget mingguan.

Photo : Shalat jumat 080917/dokpri

Jadi met hunting kuliner nostalgia, murah rasanya, muanteeebb kenangannya. Saya mah moo sholat jumat duyu…..

Selamat berbelanja dan berkuliner nostalgia. (Akw).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

14 thoughts on “Sensasi Kuliner Nostalgia”

  1. euleuhhh es krim jaman tikotok dilebuan Gan, hahahaha….”nyukcruk galur beulah bantar, birit leuwi peupeuntasan Juragan, sok emut jaman kapungkur waktos urang lalajangan nya xixixi…aya oge es potong g’ning anu di oyag_oyag grobakna teh…hhhmmm wa’as Gustiiiii

    Like

Leave a comment