Photo : Dokumen pribadi
Nyubuh (berangkat shubuh) lagi ke Jakarta menjadi rutinitas mingguan, dan Argo Parahyangan menjadi pilihan utama karena bebas macet plus ada kepastian waktunya. Bukan hanya gebetan (buat yang singel) ataupun istri tercinta yang butuh kepastian, tapi kita semua butuh kepastian hehehe. Meskipun kita harus yakin bahwa satu hal yang sudah pasti yaitu datangnya kematian, yang belum tahu itu… ya waktunya masing-masing. Yang pasti saya ikhlas klo orang lain duluan.
Photo : Dokumen pribadi
Stasiun Cimahi menjadi saksi hadirnya diri diawali shalat shubuh di mushola yang asri, naik kereta sangat dinikmati, kumaha deui tibatan naik mobil macetozz. Mencoba terlelap tapi urung mata terkatup, akhirnya jemari menari lagi menjalin hurup memintal kata sambil menerawang tentang agenda rapat hari ini.
Photo : Dokumen pribadi
Disaat Argo Parahyangan berhenti sejenak di Stasiun Purwakarta, tak bosan untuk mencari posisi mengabadikan kumpulan gerbong bekas yang bertumpuk di sisi kanan jalur kereta, eksotik.
Melihat undangan rapat hari ini yakni Rapat koordinasi tentang progres pembiayaan dan skema kerjasama operasional bandara Kertajati adalah hal menarik karena merupakan kali pertama sebuah bandara diinisiasi dan dibangun oleh pemerintah provinsi melalui BUMDnya yaitu PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Meskipun tentu tidak seluruh pembangunan sarana prasarana, karena kewenangan pemerintah provinsi hanya sisi darat saja sementara pembangunan sisi udara adalah kewenangan pemerintah pusat, tetapi tetap ini suatu kebanggaan bagi jawa barat.
Menyikapi rencana pembiayaan bagi PT BIJB yang sudah jelas adalah penyertaan modal dari APBD Provinsi Jawa Barat yang mencapai 700an Miliar ditambah dari obligasi daerah (yang akhirnya nggak jadi), terus bulan lalu mendapat pinjaman dari Sindikasi perbankan Syariah dengan komitmen 906 Miliar dan telah cair tahap I sebesar 250 M serta sekarang sedang berproses tentang RDPT.
Nah RDPT itu apa?…
Klo kepanjangannya adalah Reksa Dana Penyertaan Terbatas, klo pengertian resmi menurut Peraturan OJK Nomor 37/POJK.04/2014 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada Portofolio Efek yang berbasis kegiatan Sektor Riil.
Wadduh euy jadi serius ginih, klo pengertian Kegiatan sektor riil itu apa? (Harap maklum bukan ekonom 🙂 )
Pasal 1.2 POJK ini ngejelasin yaitu kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan produksi barang, penyediaan jasa di sektor riil termaduk tetapi tidak terbatas dalam rangka produksi barang dan/atau modal kerja dari kegiatan tersebut.
Photo : Dokumen pribadi
Agak puyeng juga memahaminya, maklum baca sambil goyang-goyang ngikutin liukan Argo parahyangan yang begitu lincah menyusuri perbukitan purwakarta, trus keburu keder juga pas liat POJK 37/2014 ini yang lumayan tebel, 13 BAB 66 Pasal.
Belum lagi pas inget selain Reksa Dana ada juga Dana Reksa, apa bedanya?… paling juga pengertiannya sama tapi bolak balik nulisnya.
Penasaran mendera, googling dech.. ehh ternyata beda. Klo Reksa Dana itu adalah produk investasi yang mewadahi dana dari pemodal/investor yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer investasi. Nah klo Dana Reksa Persero itu adalah salah satu nama perusahaan BUMN yang memiliki anak perusahaan yaitu DIM (Danareksa Investment Management) yang merupakan perusahaan manajemen investasi di indonesia.
Jadi beda bingit, singkatnya Reksadana itu Produk Investasi dan Dana Reksa itu nama Perusahaan Manajer Investasi yang lengkapnya bernama PT Danareksa Investment Management. Perusahaan sejenis diantaranya adalah PT Succorinvest Asset Management, PT Bahana TCW Investment Management, dan PT Trimegah Asset Management serta banyak lagi.
Ah udah ah, entar nambah puyeng. Tapi kata orang tua, mending puyeng tapi nambah wawasan dari pada santai tapi kurung batok (nggak gaul)…. akhirnya setelah 3 jam berlalu, Argo Parahyangan berhenti di stasiun Gambir, Jakarta mengantarkan kami untuk beredar di ibukota negara merapatkan sebuah cita-cita besar mewujudkan bandara internasional di Jawa Barat. (Akw)
Mantappp.. tiasa teu pami LKM ngiring nambut hehehe
LikeLike
Rupina langkung optimal upami investasi pih… tp di pasar modal
LikeLike
simpen artos naon wee di LKM Gan…hahahahaha
LikeLike
Heu heu…. teu acan aya cold money na bah…
LikeLike
Puyeng juga..jetlag juragaan..ha..ha..ha
LikeLike
Lieur bin lungleng… tp show must go on kang
LikeLike
Materi yg berat dirangkai bahasa harian jadi raoseun diaosna..nuhun Pak Andrie ah jadi kepo hoyong ngaos curhatan sanesna..kerenn
LikeLike
Sami2 hatur lumayan… diajar kutrat kotrét éta mah.
LikeLike
Lumayan.. Setiap perjalanan sekali Ada Karya heheee
LikeLike
gud news, gud job. Lanjutkaaaannn …. 🙂
LikeLike
Terima kasih kanda. Selamat atas peluncuran buku baru nya. Itu kereeen.
LikeLike
Seneng baca tulisan pa kabag. Salut,karena masih jarang di level jabatan seperti bapak yang mau menulis apalagi dipost di media publik. Keep on writing, Pa Kabag😎😎😎
LikeLike
Hatur nuhun… ini mah belajar nge-blog sambil kerja…
Ih jgn pake level da bukan kiripik ma icih. Hatur nuhun.
LikeLike
Siip Kang… hatur nuhun infona…
LikeLike
Sami2 hatur lumayan
LikeLike
Mantap. Luar biasa….sukses a.
LikeLike
Hatur nuhun a…
LikeLike