Si kecil terampil di Tanjung Aan.

Pelajaran penting dari sekumpulan bocah cilik di Tanjung Aan, P. Lombok.

Photo : dokpri versi panorama

‘Ala bisa karena biasa’ pepatah lama terngiang dan terbukti. Tidak perlu melihat usia, karena keahlian itu bukan sudah berapa lama hidup di dunia. Tetapi berapa sering kita melakukan aktivitasnya. Setekun apa kita berusaha dan sekeras apa keinginan kita untuk bisa, itu yang menjadi poin pentingnya. Ditambah motivasi untuk menjadi bisa. 

Bicara motivasi itu sangat beraneka, ada yang mengejar keahlian karena mengejar pujian, tetapi tidak sedikit bahwa keahlian diyakini bakal mendatangkan kesejahteraan. Selain pujian, motivasi bisa timbul karena cacian, hinaan dan cibiran. Tinggal bagaimana mental kita menghadapi semuanya.

Photo : dokumen pribadi

Disini, di sebuah tanjung yang berpemandangan indah tepatnya Pantai Tanjung Aan Kawasan Mandalika Pulau Lombok. Masuk wilayah administratif Kabupaten Lombok Tengah. Tanjung Aan ini hanya satu dari sekian banyak spot yang bisa jadi tempat selpi, welpi atau jumpshot dan tentu para penggiat levitasi. Pokoknya ngemanjain banget orang yang suka photo2. Klo photografer profesional tidak usah dibahas, kita mah yang amatiran, berbekal smartphone canggih yang kameranya punya aneka fungsi tapi kita nggak tau cara pakenya kecuali cekrak cekrek selpi dan selpi hehehehe.

Klo buat apdet status di medsos dan hahahihi chat di WA, Bbm, Line dan sebagainya itu biasa. Tapi giliran kamera… ya cukrak cekrek aja. 

Photo : dokumen pribadi

Di Tanjung Aan ini membuka mata kami dan pepatah tadi terngiang kembali. Rombongan yang mayoritas orang tua, menduduki jabatan mentereng ternyata mati kutu dan tak bisa komentar dari celetukan anak kecil, “Yach hape nya jelek!!!”, “Yang serius donk pa, dengerin aba-aba!” dan menuruti celetukan serta perintah mereka.

Kami masuk golongan anak muda yang tergabung dalam rombongan besar inipun tersenyum dikulum melihat pa bos disuruh berulang-ulang meloncat demi hasil photo jumpshot yang keren. Atau juga diberi instruksi untuk berlari dan berpose dan berlari untuk dapatkan photo panorama yang menarik.

Photo : dokumen pribadi

Mereka masih anak usia SD kelas 4-5, dengan kaos lusuh wajah kusam tetapi mata terang  berbinar. Menyambut kami yang masuk area pantai dengan tawaran untuk membantu memphoto kami dengan HP kami. Awalnya terasa risih karena ngikutin terus sambil rewel mirip anak minta jajan. Tetiba muncul rasa iba, disodorkanlah smartphone kami dan langsung jemari mungil mereka bergerak lincah dan instruksi, “Ayo kita photo dorong pulau, terbang atau tembak-tembakan.” 

Photo : dokumen pribadi
Kami bengong sesaat dan coba ikuti intruksi. “Nah gitu pa, nich hasilnya”, hanya beberapa detik tersaji gambar yang tepat. Kami jadi semangat dan mencoba photo terbang…. tralaaaa… hasilnya luar biasa. Teman lain yang awalnya tidak mau bekerjasama dengan anak-anak kecil inipun jadi penasaran dan nyodorin hape masing-masing. 

Photo : dokumen pribadi



“Jelek ini henpunnya, ga ada mode panorama,” dengan bersungut-sungut anak kecil menyodorkan kembali hp ke yang punya. Teman saya menggerutu, “Sialan, jauh2 ke lombok eh diceramahin anak kecil klo hp nya jelek..”

Nasiib… nasib.


Photo : dokumen pribadi
Tak putus asa, akhirnya nebeng dech photo loncat dan sebagainya pake photo temen dengan komando dari anak kecil yang begitu terampil serta profesional. 

Photo : dokumen pribadi

Setelah tuntas, mereka tidak matok bayar berapa. “Lima ribu aja om”, gitu jawabnya. Tapi nggak tega, jadi meluncurlah duit lembaran 20rb an dan lumayan juga karena yang ngasih lebih dari satu orang.

Akhirnya kami kembali ke Bis travel yang setia mengantar kami. Menyisakan kenangan indah pemandangan mandalika dan wajah polos sang anak kecil yang begitu terampil menggunakan mode kamera di smartphone kami-kami.

Wassalam

@andriekw 190717

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

16 thoughts on “Si kecil terampil di Tanjung Aan.”

Leave a reply to Vde Cancel reply